The Day of the Jackal (2024)

The Day of the Jackal hadir sebagai adaptasi modern dari novel klasik karya Frederick Forsyth yang begitu menegangkan. Kisahnya mengikuti jejak seorang pembunuh bayaran misterius yang diburu oleh agen MI6 yang obsesif. Namun, berbeda dengan latar belakang sejarah novel aslinya, serial ini membawa kita ke era kontemporer, menghilangkan kepastian akhir cerita dan meningkatkan intensitas drama.

Untuk memahami konteks The Day of the Jackal, mari sedikit menoleh ke novel orisinal Forsyth yang terbit tahun 1971. Forsyth, seorang mantan pilot tempur, jurnalis, dan petualang internasional, menulis political thriller ini setelah gagal meraih sukses dari tulisan non-fiksi. Dengan metodologi riset jurnalistiknya, ia menciptakan plot tentang aktivis Prancis yang berencana membunuh Presiden De Gaulle.

Protagonis tanpa nama, yang hanya dikenal sebagai The Jackal, menggunakan identitas palsu dan penyamaran untuk mendekati De Gaulle. Sementara itu, Interpol berusaha keras melacaknya melalui kerja detektif yang gigih.

Awalnya, penerbit ragu dengan buku Forsyth karena De Gaulle tidak terbunuh di dunia nyata. Mereka beranggapan akhir cerita sudah bisa ditebak. Namun, Forsyth meyakinkan mereka bahwa detail penipuan dan pengejaran akan menjadi daya tarik utama pembaca. Prediksinya terbukti benar, buku tersebut terjual lebih dari 2,5 juta kopi.

Pada tahun 1973, adaptasi film pertama yang cukup setia pada novel dirilis, dibintangi oleh Edward Fox. Kemudian, pada tahun 1997, muncul film berjudul The Jackal yang dibintangi Bruce Willis. Forsyth sendiri sebenarnya kurang setuju dengan film versi 1997 tersebut karena dianggap terlalu menyimpang dari plot aslinya.

Kini, kita sampai pada serial TV tahun 2024 dari Sky Atlantic, digarap oleh Ronan Bennett (dikenal lewat Top Boy, Gunpowder) dan dibintangi oleh Eddie Redmayne (Fantastic Beasts, The Danish Girl) sebagai The Jackal, serta Lashana Lynch (No Time to Die, Captain Marvel) sebagai agen MI6 bernama Bianca.

Kabar baiknya, plot serial ini benar-benar dimodernisasi dan diperbarui. Beberapa detail esensial tetap dipertahankan, namun plot De Gaulle dihilangkan. Kita tidak lagi tahu apakah Jackal akan berhasil membunuh targetnya, seorang miliarder teknologi bernama Ulle Dag Charles (Khalid Abdulla). Ketidakpastian ini memberikan sentuhan segar dan meningkatkan ketegangan cerita.

Sayangnya, serial ini terdiri dari 10 episode. Alih-alih menjadi tontonan yang padat dan ringkas, cerita justru terasa melebar dan bertele-tele.

Kisah dimulai dengan Jackal, seorang pria Inggris misterius yang menggunakan penyamaran untuk membunuh seorang politikus Jerman. Keberaniannya melakukan tembakan mematikan dari jarak dua mil menarik perhatian Bianca, seorang agen MI6 yang ahli senjata. Anehnya, polisi Jerman langsung mengetahui lokasi tembakan, padahal dikatakan berasal dari jarak yang sangat jauh.

Bianca berteori bahwa senjata yang digunakan hanya bisa dibuat oleh satu orang. Ia pun mulai melacak pembuat senjata tersebut dengan bantuan mantan kontaknya di IRA.

Sementara itu, Jackal sudah mendapatkan tugas baru: membunuh seorang miliarder teknologi yang berencana merilis perangkat lunak yang dapat membocorkan catatan keuangan orang-orang super kaya.

Mulai dari opening credits dan lagu tema yang bergaya James Bond, hingga pemandangan gedung-gedung mewah dan bandara internasional, serial ini mengingatkan kita pada film 007 (Lashana Lynch sendiri pernah memerankan 007 baru dalam film Bond terakhir, No Time to Die).

Namun, masalah muncul karena kebutuhan untuk memperpanjang cerita menjadi 10 episode. Bianca memiliki keluarga yang terus-menerus mengeluh karena ia sering absen acara sekolah anak. Tidak menutup kemungkinan bahwa di suatu titik, keluarga Bianca akan dijadikan sandera.

Lebih tidak masuk akal lagi, Jackal, yang seharusnya menjadi pembunuh bayaran internasional yang anonim dan obsesif, ternyata memiliki istri dan keluarga yang tinggal di sebuah vila di Catalonia. Di vila tersebut, ia menyimpan “ruang rahasia” berisi penyamaran, senjata, dan tumpukan uang tunai. Istrinya, Nuria (Úrsula Corberó), tampaknya tidak tahu dari mana asal kekayaan keluarga mereka selama bertahun-tahun. Namun, ketika kecurigaannya mulai tumbuh, gaya hidup nyaman Jackal mulai berantakan. Subplot keluarga ini terasa seperti pengisi waktu yang tidak perlu, tidak masuk akal, dan mengurangi elemen thriller dalam cerita.

Meski begitu, aksi dalam serial ini berjalan cukup cepat, dengan adegan tembak-menembak, penusukan, ledakan, kejar-kejaran mobil, dan perkelahian yang cukup menghibur penonton.

Sulit untuk merasakan keterikatan emosional dengan karakter-karakter dalam serial ini. Apakah kita diharapkan menyukai Jackal karena ia hobi mengamati burung dan mengoleksi set catur? Apakah kita harus bersimpati pada Bianca yang tanpa ampun, menyebabkan kontak-kontaknya terbunuh dengan cepat, dan tampaknya tidak terlalu kompeten dalam pekerjaannya?

• assassin
• Espionage
• MI6
• novel adaptation
• political thriller
• Sky Atlantic
• spy
• UK
• West Series