Star Trek: The Next Generation (1987)

Bagi para penggemar setia science fiction, nama Star Trek tentu bukan lagi sesuatu yang asing. Franchise media yang ikonik ini telah menghibur dan menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia selama beberapa dekade. Di antara berbagai iterasi Star Trek, Star Trek: The Next Generation (TNG) berdiri sebagai salah satu yang paling berpengaruh dan dicintai. Serial televisi Amerika ini, diciptakan oleh maestro science fiction Gene Roddenberry, pertama kali mengudara pada tanggal 28 September 1987, dan berlangsung hingga 23 Mei 1994. Selama tujuh musim dan 178 episode, TNG berhasil memperluas alam semesta Star Trek yang sudah mapan dan memperkenalkan karakter-karakter baru yang tak terlupakan.

Sebagai seri ketiga dalam franchise Star Trek, The Next Generation mengambil inspirasi dari seri orisinal Star Trek: The Original Series. Namun, TNG tidak hanya sekadar mengulang formula pendahulunya. Roddenberry membawa penonton ke abad ke-24, tepatnya sekitar satu abad setelah petualangan Kapten Kirk dan krunya. Bumi telah menjadi bagian dari Federasi Planet Serikat, sebuah aliansi antarplanet yang menjunjung tinggi perdamaian dan penjelajahan. Di tengah latar belakang yang kaya ini, TNG mengikuti perjalanan kapal luar angkasa Federasi, USS Enterprise-D (NCC-1701-D), dalam misinya menjelajahi Kuadran Alpha dan Kuadran Beta galaksi Bima Sakti. Misi ini diungkapkan dalam narasi pembuka setiap episode: “Ruang angkasa: perbatasan terakhir. Ini adalah perjalanan kapal luar angkasa Enterprise. Misi berkelanjutan untuk menjelajahi dunia baru yang aneh, mencari kehidupan baru dan peradaban baru, untuk dengan berani pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi manusia sebelumnya.”

Inti dari Star Trek: The Next Generation terletak pada kru kapal Enterprise-D yang beragam dan karismatik. Dipimpin oleh Kapten Jean-Luc Picard yang diperankan dengan elegan oleh Patrick Stewart, kru ini terdiri dari karakter-karakter yang kompleks dan relatable. Ada Komandan William Riker yang berani dan setia sebagai perwira pertama, Letnan Komandan Data, android yang terus berjuang untuk memahami kemanusiaan, dan Letnan Worf, seorang Klingon yang mendedikasikan hidupnya untuk Starfleet. Selain itu, ada juga Kepala Teknik Geordi La Forge, konselor kapal Deanna Troi, Kepala Medis Dr. Beverly Crusher, dan Wesley Crusher, putra Beverly yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu. Setiap karakter memiliki latar belakang dan kepribadian yang unik, dan interaksi mereka menjadi salah satu daya tarik utama serial ini.

The Next Generation tidak hanya menampilkan petualangan luar angkasa yang mendebarkan, tetapi juga mengeksplorasi tema-tema yang relevan dan mendalam. Serial Star Trek ini sering kali mengangkat isu-isu sosial, politik, dan filosofis yang kompleks, seperti moralitas, etika, diskriminasi, perang, dan perdamaian. Episode-episode TNG sering kali mengajak penonton untuk merenungkan tentang kemanusiaan, identitas, dan tempat kita di alam semesta. Pendekatan yang cerdas dan nuanced terhadap isu-isu ini membuat TNG lebih dari sekadar hiburan science fiction.

Proses kreatif di balik The Next Generation juga menarik untuk dicermati. Gene Roddenberry, sosok di balik Star Trek orisinal, kembali terlibat untuk menciptakan seri baru ini. Ia bekerja sama dengan produser eksekutif lainnya seperti Maurice Hurley, Rick Berman, Michael Piller, dan Jeri Taylor untuk mewujudkan visinya. Salah satu keputusan penting Roddenberry adalah untuk menghilangkan konflik interpersonal yang sering terjadi di tempat kerja, yang menjadi ciri khas Star Trek: The Original Series. Ia percaya bahwa di masa depan, manusia akan lebih mampu bekerja sama secara harmonis. Namun, Rick Berman memiliki pandangan yang berbeda dan lebih terbuka terhadap pengangkatan isu-isu politik dalam serial ini, yang memberikan dinamika yang menarik dalam pengembangan cerita.

Kesuksesan Star Trek: The Next Generation tidak bisa diremehkan. Pada musim kelima, serial ini menarik hampir 12 juta penonton, dan episode terakhirnya pada tahun 1994 ditonton oleh lebih dari 30 juta orang. Angka-angka ini menunjukkan betapa populernya TNG dan pengaruhnya terhadap budaya populer. Keberhasilan TNG juga membuka jalan bagi spin-off lainnya, termasuk Star Trek: Deep Space Nine, yang diluncurkan pada tahun 1993. Karakter-karakter dari The Next Generation juga kembali dalam empat film layar lebar, yaitu Star Trek Generations (1994), Star Trek: First Contact (1996), Star Trek: Insurrection (1998), dan Star Trek: Nemesis (2002), serta serial televisi Star Trek: Picard (2020–2023). Selain itu, alam semesta TNG juga diperluas melalui novel, buku komik, dan video game.

Pengakuan terhadap kualitas Star Trek: The Next Generation juga tercermin dalam berbagai penghargaan yang diraihnya. Serial ini memenangkan 19 Emmy Awards, dua Hugo Awards, satu Peabody Award, dan enam Saturn Awards, termasuk Lifetime Achievement Award untuk seluruh pemeran pada tahun 2024. Pada tahun 2013, Writers Guild of America menempatkan Star Trek: The Next Generation di peringkat ke-79 dalam daftar 101 Serial TV Terbaik yang Pernah Ditulis, sejajar dengan serial klasik lainnya seperti Upstairs, Downstairs, Monty Python’s Flying Circus, dan Alfred Hitchcock Presents.

Secara keseluruhan, Star Trek: The Next Generation bukan hanya sekadar serial science fiction. Ini adalah sebuah fenomena budaya yang telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah televisi. Dengan karakter yang kuat, cerita yang menggugah pikiran, dan tema-tema yang relevan, TNG terus menghibur dan menginspirasi generasi baru penggemar Star Trek. Serial ini berhasil membuktikan bahwa Star Trek lebih dari sekadar hiburan luar angkasa; ini adalah cerminan dari harapan, mimpi, dan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kemanusiaan kita.

• android
• betazoid
• hologram
• human alien hybrid
• humanoid alien
• klingon
• sequel
• space battle
• Space Exploration
• space station
• star trek
• USA
• West Series