
“Sorry Not Sorry” mengajak kita mengikuti perjalanan Song I, seorang wanita lajang yang harus berjuang keras setelah tiba-tiba diputuskan oleh kekasihnya. Tidak hanya patah hati, Song I juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia sendirian menanggung beban cicilan rumah yang mereka beli bersama di kota yang baru baginya. Demi bertahan hidup, ia rela melakukan berbagai pekerjaan paruh waktu yang melelahkan.
Di tengah kesulitan ekonomi dan perasaan terasing di lingkungan baru, Song I menemukan sebuah ide unik: berpura-pura menjadi wanita menikah. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Song I melihat adanya kepura-puraan dan batasan yang kaku dalam kelompok ibu-ibu di kota barunya. Dengan identitas palsu ini, ia berharap dapat menembus tembok tersebut dan mendapatkan tempat di lingkungan yang terasa asing ini. Tentu saja, keputusannya ini membuka pintu untuk berbagai kejadian lucu dan situasi canggung yang akan mewarnai hari-harinya.
Selain Song I, kita juga akan diperkenalkan dengan karakter Choi Ha Na, seorang working mom yang berdedikasi tinggi. Ha Na adalah representasi sempurna dari ibu-ibu modern di kota baru: serba teratur, efisien, dan ambisius. Ia adalah tipe wanita “J” yang menikmati “Miracle Morning” pukul 5 pagi dengan legging andalannya, serta mendokumentasikan segala sesuatu dalam spreadsheet Excel. Menariknya, Ha Na ternyata bukan orang asing bagi Song I. Mereka pernah menjadi sahabat karib selama 10 tahun, namun sebuah insiden di masa lalu membuat hubungan mereka renggang. Pertemuan kembali mereka di kota baru ini tentu menjadi salah satu daya tarik utama drakor ini.
Karakter lain yang tak kalah menarik adalah An Chan Yang, seorang guru workshop keramik anak-anak. Chan Yang digambarkan sebagai representasi ideal wanita kota baru, mulai dari penampilannya yang modis hingga gaya hidupnya yang kekinian. Dengan tubuh langsing bak model dan rok panjang yang anggun, Chan Yang mungkin terlihat polos dan lugu. Namun, di balik penampilannya, ia adalah seorang “putri” dengan jiwa bebas dan sisi konyol yang tersembunyi. Ia juga digambarkan sebagai seorang social media addict kelas berat, yang menambah warna pada karakternya.