
Snowdrop no Hatsukoi,” atau dalam judul Jepangnya yang indah, “Yukiotoko no Hatsukoi” (雪男と雪女の恋)。 Drama ini menawarkan kisah cinta yang tak biasa, bukan antara manusia biasa, melainkan antara seorang grim reaper atau malaikat maut pemula dengan seorang wanita yang penuh kehangatan.
Sebagai sebuah drama Jepang atau dorama, “Snowdrop no Hatsukoi” menghadirkan premis yang segar. Kita diperkenalkan dengan Kataoka Sakuya, seorang grim reaper muda yang baru pertama kali turun ke dunia manusia. Bayangkan, seorang malaikat maut yang tugasnya mengantarkan jiwa, ternyata belum pernah merasakan cinta. Kehadirannya yang misterius di rumah Mochizuki Nayuki tentu saja menimbulkan kebingungan, namun juga rasa ingin tahu.
Mochizuki Nayuki sendiri adalah sosok wanita yang kuat dan penyayang. Sejak kehilangan ayahnya di usia muda, ia mendedikasikan hidupnya untuk membesarkan adik laki-lakinya. Nayuki adalah representasi kehangatan dan pengorbanan. Pertemuan Nayuki dan Sakuya bagaikan pertemuan dua dunia yang berbeda. Sakuya, dengan dunia dingin kematiannya, dan Nayuki, dengan dunia hangat kehidupan dan kasih sayang.
Seiring waktu, interaksi keduanya mulai membuka mata Sakuya tentang kehidupan manusia, tentang emosi, dan terutama tentang cinta. Nayuki, di sisi lain, melihat sisi lembut di balik sosok misterius Sakuya. Perlahan, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka. Kisah cinta mereka bukanlah kisah klise, melainkan sebuah perjalanan untuk saling memahami, menerima perbedaan, dan belajar memaknai kehidupan.
Namun, seperti yang disiratkan dalam sinopsis, takdir telah menyiapkan kejutan dramatis bagi keduanya. Cinta yang baru saja bersemi ini harus menghadapi tantangan yang berat. Sebagai judul film yang berformat serial drama, “Snowdrop no Hatsukoi” menjanjikan sebuah alur cerita yang emosional, mungkin sedikit melankolis, namun tetap menghangatkan hati. Drama ini mengajak kita merenungkan tentang cinta, kehilangan, dan bagaimana memaknai hidup sepenuhnya, bahkan di tengah keterbatasan dan takdir yang mungkin tak terduga.