Offline Love (2025)

Offline Love mengajak kita untuk merenungkan kembali esensi dari hubungan manusia yang tulus, terlepas dari gemerlap dan kemudahan teknologi. Bukan di tengah hiruk pikuk Tokyo atau Osaka, “Offline Love” memilih latar kota Nice yang indah di Prancis, menambah sentuhan romansa Eropa pada kisah yang disajikan.

Premis drama ini cukup sederhana namun menarik: sepuluh pria dan wanita, dengan latar belakang dan kepribadian yang beragam, berkumpul di Nice dengan satu tujuan—mencari cinta. Namun, ada satu aturan yang menjadi inti dari keseluruhan cerita: mereka sama sekali tidak boleh menggunakan perangkat digital selama sepuluh hari. Bayangkan, di zaman sekarang, melepaskan diri sepenuhnya dari ponsel pintar dan segala kemudahan yang ditawarkannya. Ini adalah tantangan yang nyata, dan di sinilah letak daya tarik utama “Offline Love.”

Tanpa adanya media sosial, aplikasi kencan, atau bahkan sekadar bertukar nomor telepon dengan mudah, para peserta ini harus mengandalkan cara-cara konvensional untuk berinteraksi dan mengenal satu sama lain. Pertemuan-pertemuan yang terjadi pun menjadi terasa lebih bermakna, karena semuanya terjadi secara organik dan alami. Kebetulan bertemu di kafe, terlibat percakapan saat menikmati pemandangan kota, atau bahkan insiden kecil yang tak terduga bisa menjadi awal dari sebuah koneksi yang mendalam.

Meskipun tidak ada jaminan bahwa mereka akan benar-benar saling bertemu, apalagi menemukan cinta dalam waktu yang terbatas tersebut, serangkaian pertemuan secara kebetulan dan interaksi yang tak terhindarkan justru mengisyaratkan bahwa mungkin saja takdir sedang bermain. “Offline Love” mengajak penonton untuk bertanya, bisakah cinta sejati tumbuh dan berkembang hanya dalam sepuluh hari, di tengah keterbatasan komunikasi digital, dan hanya mengandalkan pertemuan tatap muka?

Drama ini bukan hanya sekadar tontonan romantis ringan. Ia juga menawarkan refleksi tentang bagaimana teknologi telah mengubah cara kita berhubungan dan berinteraksi. Di tengah kemudahan komunikasi digital, terkadang kita lupa akan kehangatan dan kedalaman interaksi manusia yang sesungguhnya. “Offline Love” mengingatkan kita akan pentingnya kehadiran fisik, percakapan yang tulus, dan koneksi emosional yang dibangun secara perlahan dan bertahap.

• analog love
• dating
• Dorama
• japan
• limited time
• Netflix
• nice france
• no technology