
Serial Luke Cage berbeda dengan pahlawan super lainnya yang mungkin beraksi di gedung-gedung pencakar langit atau dimensi lain, Luke Cage membumi, beraksi di jalanan Harlem, New York City. Kisah ini bukan hanya tentang kekuatan super dan perkelahian, tapi juga tentang identitas, komunitas, dan perjuangan seorang pria untuk masa depannya dan kotanya.
Awal mula kisah Luke Cage cukup tragis. Akibat sebuah eksperimen yang berjalan salah dan disabotase, Carl Lucas, nama aslinya, mendapatkan anugerah sekaligus kutukan: kekuatan super dahsyat dan kulit yang tak tertembus. Menjadi buronan setelah kejadian itu, ia kemudian mencoba membangun kembali kehidupannya di Harlem dengan nama baru, Luke Cage. Harlem digambarkan bukan sekadar latar belakang, melainkan jantung dari cerita. Atmosfer kota, musik, dan masyarakatnya sangat terasa, memberikan warna unik pada serial Marvel ini.
Namun, masa lalu dan kemampuan luar biasa Luke Cage tidak membiarkannya bersembunyi lama. Kejahatan dan ketidakadilan di Harlem memaksanya untuk keluar dari bayang-bayang. Ia harus berhadapan dengan kekuatan jahat yang mengancam kota yang mulai ia cintai. Perjuangan Luke bukan hanya fisik, melainkan juga pergulatan batin. Ia harus menghadapi masa lalunya yang kelam dan memutuskan peran apa yang akan ia ambil: apakah ia akan terus menjadi buronan, atau menerima takdirnya sebagai pahlawan bagi Harlem?
Setelah berhasil membersihkan namanya dan menjadi simbol harapan di Harlem, musim kedua serial ini membawa tantangan baru bagi Luke. Ia tidak hanya dielu-elukan sebagai pahlawan, tapi juga harus menghadapi ancaman yang lebih kompleks dan moralitas yang abu-abu. Batasan antara pahlawan dan penjahat menjadi semakin kabur, dan Luke harus bergulat dengan pertanyaan sulit: sejauh mana ia boleh melangkah untuk melindungi kotanya? Apakah ia bisa tetap menjadi pahlawan tanpa mengorbankan nilai-nilai yang ia pegang?