
Di pusat cerita Helstrom adalah Daimon dan Ana Helstrom, dua bersaudara yang memiliki hubungan rumit sebagai anak dari pembunuh berantai misterius dan sangat kuat. Mereka tidak hanya dibayangi oleh warisan mengerikan ayah mereka, tetapi juga memiliki kemampuan unik masing-masing. Daimon, dengan kecerdasan dan pengetahuannya tentang ilmu gaib, berdedikasi untuk melawan kekuatan jahat yang mengancam dunia. Sementara Ana, dengan intuisi tajam dan kemampuan untuk merasakan dan memanipulasi emosi orang lain, memilih jalur yang lebih ambigu dan seringkali menggunakan metode yang keras.
Bersama-sama, atau terkadang secara terpisah, Daimon dan Ana memburu individu-individu terburuk dalam kemanusiaan, menghadapi kejahatan supranatural dan juga kejahatan manusia biasa. Perjalanan mereka membawa penonton ke dalam dunia yang penuh dengan intrik, misteri, dan pertarungan batin antara kebaikan dan kegelapan.
Daimon cenderung lebih rasional dan metodis, sementara Ana lebih impulsif dan mengandalkan instingnya. Perbedaan pendekatan ini seringkali menjadi sumber konflik di antara mereka, namun juga melengkapi satu sama lain dalam menghadapi berbagai ancaman. Serial Helstrom tidak hanya menyajikan aksi dan ketegangan, tetapi juga menggali lebih dalam sisi psikologis karakter-karakternya. Penonton diajak untuk memahami kompleksitas moralitas dan bagaimana masa lalu yang kelam dapat membentuk masa depan seseorang.
Helstrom berhasil membangun suasana gelap dan menegangkan sepanjang episodenya. Serial ini tidak ragu untuk mengeksplorasi tema-tema berat seperti trauma masa lalu, identitas keluarga, moralitas abu-abu, dan perjuangan melawan kegelapan dalam diri sendiri maupun di dunia luar. Elemen horor psikologis dan supranatural disajikan dengan efektif, menciptakan pengalaman menonton yang intens dan membuat penasaran.