
Blondie in an Ancient Time berpusat pada Phrae, seorang penjual online dengan ciri khas rambut pirangnya yang mencolok. Di tengah patah hati yang mendera, Phrae secara impulsif memanjatkan doa kepada dewa pelindung, Chao Por Ying Rak, memohon sebuah harapan. Siapa sangka, doanya justru membawa petaka sekaligus petualangan baru. Phrae mendapati dirinya terlempar ke tahun 1889, era pemerintahan Raja Rama V di Siam (nama Thailand zaman dahulu).
Kebingungan dan panik tentu saja menjadi reaksi awal Phrae. Dari seorang perempuan modern yang serba praktis, ia kini menjadi seorang budak di kediaman Luang Kam. Ironisnya, satu-satunya “teman” yang ia bawa serta ke masa lalu hanyalah ponsel pintarnya, yang tentu saja menjadi benda mati tanpa sinyal di era tersebut. Di tengah kesulitan beradaptasi dengan kehidupan abad ke-19, Phrae bertemu dengan Kla, seorang budak muda yang tulus dan setia. Kla inilah yang kemudian menjadi sandaran dan penolong Phrae dalam menjalani hari-harinya sebagai budak.
Keajaiban mulai muncul ketika Phrae menyadari bahwa ia tidak terdampar di masa lalu tanpa alasan. Sebuah petunjuk misterius muncul: satu-satunya cara agar Phrae bisa kembali ke masa kini adalah dengan membantu Kla menemukan cinta sejatinya. Misi ini terdengar sederhana, namun ternyata menyimpan kerumitan tersendiri. Kla rupanya memendam perasaan pada Tubtim, perempuan manis yang sayangnya telah bertunangan dengan Khun Ek, sahabat dekat majikannya sejak kecil. Situasi ini tentu saja membuat perjalanan cinta Kla semakin berliku dan menjadi tantangan tersendiri bagi Phrae untuk bisa kembali ke dunianya.