Yowis Ben adalah sebuah film komedi-drama remaja yang unik karena sebagian besar dialognya menggunakan bahasa Jawa, khususnya dialek Malang. Film ini ditulis, disutradarai, dan dibintangi oleh Bayu Skak, seorang YouTuber dan kreator konten populer asal Malang. Cerita berpusat pada Bayu (diperankan oleh Bayu Skak sendiri), seorang siswa SMA biasa yang sering diremehkan dan merasa tidak populer, terutama karena kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan (ibunya berjualan pecel). Ia naksir berat pada Susan (Cut Meyriska), gadis paling populer di sekolah, namun merasa minder untuk mendekatinya.
Merasa lelah menjadi ‘orang biasa’, Bayu terinspirasi untuk membentuk sebuah band bersama teman-teman dekatnya: Doni (Joshua Suherman) sang gitaris, Yayan (Tutus Thomson) sang drummer yang kocak, dan Nando (Brandon Salim) sang keyboardist ganteng yang baru bergabung. Mereka menamai band mereka “Yowis Ben” (artinya: Ya Sudahlah). Tujuan utama Bayu membentuk band ini adalah untuk menjadi populer dan mendapatkan perhatian Susan. Mereka mulai menulis lagu-lagu mereka sendiri (yang liriknya juga berbahasa Jawa) dan berusaha tampil di acara-acara sekolah.
Perjalanan band Yowis Ben tidak mulus. Mereka menghadapi berbagai masalah internal, seperti perbedaan visi antar anggota, masalah keluarga Bayu dengan ibunya (Tri Yudiman) yang awalnya tidak mendukung, persaingan dengan band lain di sekolah, dan tentu saja, masalah percintaan Bayu dengan Susan yang penuh lika-liku. Film Yowis Ben berhasil menangkap realitas kehidupan remaja di daerah (khususnya Malang) dengan dialog yang natural dan humor yang segar berbasis dialek lokal. Film ini tidak hanya tentang musik dan percintaan, tetapi juga tentang persahabatan, keluarga, dan perjuangan meraih mimpi meskipun dengan keterbatasan. Kesuksesan film ini membuktikan bahwa film dengan muatan lokal yang kuat bisa diterima secara nasional dan bahkan melahirkan beberapa sekuel dan spin-off.