Kisah “X-Deal 2” berpusat pada Emily dan Peter, pasangan muda yang memutuskan untuk menghabiskan waktu liburan mereka di sebuah pulau yang indah. Kedatangan mereka di pulau tersebut membawa mereka bertemu dengan Olivia, seorang wanita lesbian yang memancarkan aura sensual dan percaya diri. Dalam suasana liburan yang santai dan penuh kebebasan, ide “pertukaran pasangan” yang awalnya terdengar sebagai permainan yang tak berbahaya, muncul ke permukaan.
Emily dan Peter, yang mungkin merasa jenuh dengan rutinitas hubungan mereka atau sekadar penasaran untuk mencoba sesuatu yang baru, setuju untuk melakukan pertukaran seks dengan Olivia. Awalnya, kesepakatan ini terlihat sebagai solusi saling menguntungkan bagi semua pihak. Emily mungkin tertarik dengan pengalaman baru bersama sesama wanita, Peter mungkin menginginkan variasi dalam kehidupan seksualnya, dan Olivia mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk menjalin koneksi fisik dengan orang baru.
Namun, seperti banyak cerita dengan tema serupa, apa yang dimulai sebagai kesepakatan yang disetujui bersama dengan cepat berkembang menjadi rumit dan penuh gejolak. Peter, yang awalnya tampak setuju dengan ide pertukaran ini, ternyata memiliki agenda tersembunyi dan harapan yang lebih dari sekadar kesenangan sesaat. Ia mulai menuntut lebih dari apa yang telah disepakati dalam “perjanjian” mereka.
Ketegangan mulai meningkat seiring dengan perubahan sikap Peter. Ia menjadi lebih posesif dan menuntut, tidak hanya dalam konteks seksual tetapi juga dalam dinamika hubungan mereka secara keseluruhan. Olivia, yang awalnya terlihat santai dan menikmati permainan ini, mungkin mulai merasa tidak nyaman dengan intensitas dan obsesi yang dipancarkan Peter. Emily, di sisi lain, mungkin terjebak di antara keinginan untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan Peter dan ketertarikannya pada Olivia, serta kebingungan dengan situasi yang semakin di luar kendali.
Latar pulau yang semula tampak sebagai surga liburan, perlahan berubah menjadi arena pertarungan hasrat dan ego. Keindahan alam pulau tersebut menjadi kontras yang menarik dengan drama panas yang terjadi di antara ketiga karakter ini. Film ini kemungkinan besar akan mengeksplorasi lebih dalam tentang dinamika kekuasaan dalam hubungan, batas-batas kesenangan, dan konsekuensi dari keputusan impulsif yang didorong oleh hasrat semata.