Wengi: Anak Mayit adalah sebuah film horor supranatural yang judulnya berasal dari bahasa Jawa, “Wengi” berarti malam, dan “Anak Mayit” berarti anak jenazah atau anak orang mati. Film ini kemungkinan besar berpusat pada teror gaib yang terjadi di malam hari, yang melibatkan arwah anak kecil atau entitas jahat yang berkaitan dengan kematian seorang anak. Cerita mungkin mengikuti sebuah keluarga atau individu yang pindah ke rumah baru atau tempat angker yang memiliki sejarah kelam terkait kematian anak.
Karakter utama, mungkin seorang ibu atau anggota keluarga lain, mulai diganggu oleh penampakan sosok anak kecil yang menyeramkan, suara tangisan atau tawa anak di malam hari, dan benda-benda yang bergerak sendiri. Gangguan ini semakin lama semakin intens dan mengancam keselamatan penghuni rumah. Mereka mencoba mencari tahu asal-usul teror tersebut dan menemukan bahwa rumah itu dulunya mungkin menjadi tempat kejadian tragis yang melibatkan seorang anak, atau ada arwah anak penasaran yang terikat pada tempat itu karena urusan yang belum selesai atau kematian yang tidak wajar.
Untuk menghentikan teror “Anak Mayit” ini, karakter utama harus mengungkap misteri kematian anak tersebut dan mungkin melakukan ritual tertentu untuk menenangkan arwahnya atau mengusir entitas jahat yang mengganggu. Film ini, seperti kebanyakan film horor Indonesia bertema serupa, kemungkinan besar akan mengandalkan atmosfer mencekam di malam hari, jump scares, penampakan hantu anak kecil yang ikonik dalam genre horor, serta misteri masa lalu yang kelam. Wengi: Anak Mayit (informasi sutradara dan aktor spesifik mungkin memerlukan pencarian lebih lanjut) bertujuan untuk memberikan pengalaman menakutkan kepada penonton dengan mengeksploitasi ketakutan akan arwah anak-anak dan kengerian yang muncul saat malam tiba, sebuah tema yang cukup umum namun tetap diminati dalam perfilman horor lokal.
