We Are the Flesh atau dalam bahasa Spanyol dikenal dengan Tenemos la carne, adalah sebuah film dewasa bergenre horor yang dirilis pada tahun 2016. Film yang merupakan produksi bersama Meksiko dan Prancis ini ditulis dan disutradarai oleh Emiliano Rocha Minter. Film We Are the Flesh pertama kali tayang pada tanggal 2 Februari 2016 di International Film Festival Rotterdam, sebelum akhirnya dirilis terbatas di Amerika Serikat pada Januari 2017. Sebagai sebuah film dewasa, We Are the Flesh menawarkan pengalaman sinematik yang intens dan berani, mengeksplorasi sisi gelap manusia dalam kondisi ekstrem.
Latar belakang film We Are the Flesh adalah dunia pasca-apokaliptik yang tidak disebutkan penyebabnya secara jelas, namun telah menghancurkan peradaban dan memaksa manusia untuk berjuang bertahan hidup dalam kondisi yang mengerikan. Di tengah dunia yang hancur ini, kita diperkenalkan kepada dua orang saudara kandung, Lucio dan Fauna. Mereka berdua harus berkelana mencari makanan dan tempat berlindung di lingkungan yang penuh ancaman dan tanpa ampun.
Dalam perjalanan mereka yang penuh keputusasaan, Lucio dan Fauna bertemu dengan seorang pria misterius bernama Mariano. Mariano menawarkan sesuatu yang sangat mereka butuhkan: tempat berlindung dan makanan. Namun, tawaran ini datang dengan harga yang sangat mahal dan tidak terduga. Mariano ternyata memiliki rencana aneh dan mengerikan untuk sebuah bangunan terbengkalai yang ia tempati. Ia ingin mengubah bangunan tersebut menjadi struktur menyerupai gua atau kepompong.
Untuk mendapatkan tempat berlindung dan makanan dari Mariano, Lucio dan Fauna dipaksa untuk membantunya mewujudkan visinya yang ganjil tersebut. Proses membangun tempat perlindungan ini menjadi semakin aneh dan disturbing ketika Mariano mulai mengajukan permintaan-permintaan yang di luar nalar. Salah satu permintaan awalnya adalah memaksa kedua saudara tersebut untuk melakukan hubungan seksual satu sama lain di hadapannya, sambil ia menyaksikan dan melakukan masturbasi.
Dalam kondisi yang serba sulit dan tanpa pilihan yang jelas, Lucio dan Fauna terpaksa menuruti permintaan mengerikan Mariano. Namun, tindakan ini ternyata hanyalah permulaan dari rangkaian kejadian aneh dan mengerikan yang harus mereka alami demi bertahan hidup. We Are the Flesh membawa penonton ke dalam perjalanan yang semakin dalam ke jurang kegelapan, di mana batas-batas moral dan kemanusiaan diuji hingga titik ekstrem.
Film dewasa ini tidak hanya menyajikan adegan-adegan yang mengganggu, tetapi juga menggali lebih dalam tentang insting bertahan hidup manusia, kehancuran norma sosial, dan sisi liar dari hasrat dan kekuasaan. We Are the Flesh menantang penonton untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang apa yang mendefinisikan kemanusiaan kita ketika dihadapkan pada situasi yang paling ekstrem dan mengerikan.
Dibintangi oleh Noé Hernández sebagai Mariano, María Evoli sebagai Fauna, dan Diego Gamaliel sebagai Lucio, We Are the Flesh menawarkan performa akting yang kuat dalam menggambarkan karakter-karakter yang terperangkap dalam situasi yang mengerikan. Gabino Rodríguez juga muncul sebagai tentara Meksiko dalam film ini.
Secara keseluruhan, We Are the Flesh adalah sebuah film yang intens, kontroversial, dan tidak mudah dilupakan. Sebagai sebuah film dewasa, film ini ditujukan bagi penonton yang memiliki keberanian untuk menyaksikan eksplorasi ekstrem tentang sisi gelap manusia dan bersedia menghadapi visual serta tema yang sangat menantang. Film ini bukan untuk semua orang, namun bagi mereka yang mencari pengalaman sinematik yang unik dan provokatif, We Are the Flesh menawarkan perjalanan yang tak terlupakan ke batas-batas ketahanan manusia dan ambang kehancuran peradaban.
