Waktu Maghrib: Ketika Sumpah Ringan Berbuah Petaka Mengerikan
Di sebuah desa terpencil yang masih kental dengan kepercayaan lokal, kehidupan Adi, Saman, dan Ayu berjalan dalam rutinitas sehari-hari yang bercampur dengan tantangan. Sebagai anak-anak desa, seringkali kewajiban membantu orang tua di ladang dan pekerjaan rumah lainnya membuat mereka terlambat tiba di sekolah. Keterlambatan ini selalu berujung pada hukuman dari Bu Woro, guru mereka yang dikenal sangat disiplin, tegas, dan terkadang terkesan galak di mata para muridnya.
Hari demi hari dilewati dengan hukuman yang sama, menumpuk rasa kesal dalam hati Adi dan Saman. Puncak kekesalan itu akhirnya memuncak di suatu waktu senja, tepat saat Maghrib tiba. Dalam luapan amarah yang sesaat, Adi dan Saman melontarkan sumpah serapah terhadap Bu Woro, berharap sesuatu yang buruk menimpa guru mereka tersebut.
Tak disangka, sumpah yang diucapkan di waktu krusial, di saat pergantian antara terang dan gelap yang dipercaya memiliki kekuatan tersendiri, benar-benar berbuah kejadian tragis. Bu Woro ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan, cara kematian yang jauh dari kata wajar, membuat geger seluruh desa.
Namun, kematian Bu Woro bukannya membawa kelegaan atau akhir dari masalah, melainkan awal dari mimpi buruk yang nyata bagi Adi dan Saman. Sejak saat itu, kehidupan mereka dihantui oleh serangkaian teror supranatural yang mengerikan. Penampakan makhluk halus dengan wujud yang sangat mirip dengan Bu Woro yang telah tiada mulai mengintai, menghantui setiap langkah mereka, dan mengancam keselamatan jiwa keduanya. Teror ini bukan sekadar gangguan biasa, melainkan ancaman gaib yang semakin lama semakin intens dan nyata.
Menyaksikan kengerian yang menimpa kedua sahabatnya, Ayu tidak berpangku tangan. Ia berupaya keras mencari jalan keluar dari cengkeraman teror mistis ini. Ayu menemukan titik terang ketika ia mencoba mencari bantuan dari Pak Lik, seorang tokoh desa yang ternyata menyimpan kisah pahit serupa. Pak Lik pernah mengalami kejadian mengerikan puluhan tahun silam yang memiliki kemiripan dengan apa yang kini menimpa Adi dan Saman. Dengan pengalaman dan pengetahuannya, Pak Lik berusaha membantu Ayu untuk mengungkap misteri di balik teror ini dan menemukan cara untuk menghentikannya sebelum nyawa Adi dan Saman benar-benar terenggut oleh kekuatan tak kasat mata yang mereka lepaskan di waktu Maghrib itu. Perjuangan mereka kini adalah melawan kekuatan gaib yang dipicu oleh kata-kata yang diucapkan di waktu yang salah.