Untuk Angeline adalah sebuah film drama yang diangkat dari kisah nyata tragis yang mengguncang Indonesia pada tahun 2015, yaitu kasus pembunuhan brutal terhadap seorang anak perempuan berusia 8 tahun bernama Engeline (dalam film namanya sedikit diubah menjadi Angeline untuk alasan etis, diperankan oleh Meylani Fahira). Film ini mencoba menggambarkan latar belakang kehidupan Angeline sebelum ia ditemukan tewas mengenaskan dan dikubur di halaman belakang rumah ibu angkatnya di Bali.
Cerita dimulai dari pasangan Samidah (Kinaryosih) dan Santo (Teuku Rifnu Wikana), orang tua kandung Angeline yang hidup dalam kemiskinan di Banyuwangi. Karena kesulitan ekonomi, mereka terpaksa menyerahkan Angeline yang baru lahir untuk diadopsi oleh pasangan John dan Terry (ibu angkat Angeline, dalam film mungkin diberi nama lain, diperankan oleh Roweina Umboh). Awalnya, Angeline tampak mendapatkan kehidupan yang lebih baik di keluarga angkatnya. Namun, seiring waktu, terutama setelah John meninggal, kehidupan Angeline berubah menjadi mimpi buruk. Ia diduga mengalami perlakuan buruk, kekerasan, dan penelantaran oleh ibu angkatnya.
Film ini menyoroti kontras antara kepolosan dan keceriaan Angeline dengan lingkungan kejam yang harus dihadapinya. Ia digambarkan sebagai anak yang merindukan kasih sayang, terutama dari ibu kandungnya. Film Untuk Angeline berusaha membangkitkan simpati dan kesadaran publik terhadap isu kekerasan dan penelantaran anak. Disutradarai oleh Djito Banyu, film ini mengambil pendekatan dramatisasi dari fakta-fakta yang terungkap di media dan persidangan. Penampilan para aktor, terutama Kinaryosih sebagai ibu kandung yang penuh penyesalan dan Meylani Fahira sebagai Angeline yang lugu, cukup menyentuh. Namun, film ini juga menuai kontroversi karena dianggap mengeksploitasi tragedi nyata untuk kepentingan komersial. Terlepas dari kontroversinya, film ini bertujuan untuk menjadi pengingat tentang pentingnya melindungi hak-hak anak dan mencegah kekerasan dalam rumah tangga.
