Diangkat dari kisah nyata yang menyentuh hati, Until Tomorrow adalah sebuah narasi tentang kekuatan cinta, komitmen, dan perjuangan menghadapi cobaan terberat dalam hidup. Cerita berpusat pada pasangan muda, Haka dan Sarah, yang tengah berbahagia merencanakan pernikahan impian mereka. Keduanya saling mencintai dan telah melalui berbagai suka duka bersama, menantikan hari di mana mereka bisa mengikat janji suci. Namun, kebahagiaan mereka seketika direnggut ketika, hanya beberapa hari menjelang pernikahan, Sarah didiagnosis menderita kanker stadium tiga. Diagnosis ini bagaikan petir di siang bolong, menghancurkan semua rencana dan harapan indah yang telah mereka bangun. Di tengah keterkejutan dan kesedihan mendalam, Haka dihadapkan pada pilihan yang sulit. Namun, cintanya yang tulus kepada Sarah membuatnya mengambil keputusan tanpa ragu: ia akan tetap berada di sisi Sarah, menemaninya berjuang melawan penyakit mematikan tersebut, apa pun yang terjadi. Pernikahan yang seharusnya menjadi awal babak baru yang bahagia berubah menjadi sebuah perjalanan emosional yang penuh air mata, harapan, dan pengorbanan. Until Tomorrow menggambarkan dengan detail bagaimana Haka dengan sabar dan penuh kasih merawat Sarah, memberikan dukungan tanpa henti, dan berusaha mewujudkan impian pernikahan mereka meskipun dalam kondisi yang sangat sulit. Mereka harus menghadapi kenyataan pahit tentang prognosis penyakit Sarah, menjalani perawatan yang menyakitkan, dan mengatasi ketakutan akan kehilangan. Kisah ini menyoroti kekuatan ikatan cinta sejati yang mampu bertahan bahkan di hadapan maut. Perjuangan Haka dan Sarah menjadi bukti bahwa cinta bukan hanya tentang kebahagiaan di saat senang, tetapi juga tentang kesetiaan dan kekuatan untuk saling mendukung di saat-saat paling kelam. Until Tomorrow adalah sebuah ode untuk cinta abadi, ketabahan manusia dalam menghadapi tragedi, dan pentingnya menghargai setiap momen kebersamaan hingga batas waktu yang tak terduga. Film ini mengajak penonton merenungkan arti komitmen dan cinta tanpa syarat.
