Twisted Devotion” menjadikan Skye Williams, seorang penyanyi R&B yang berbakat, sebagai fokus utama. Setelah melewati masa sulit, Skye bertekad untuk kembali bersinar di panggung musik. Namun, comeback yang diidam-idamkan ini terancam hancur berantakan ketika seorang penggemar fanatiknya menunjukkan perilaku yang semakin mengkhawatirkan. Awalnya, kekaguman sang penggemar mungkin tampak wajar, bahkan menyenangkan bagi seorang selebriti yang haus perhatian dan dukungan. Namun, garis antara kekaguman dan obsesi mulai kabur, dan perilaku penggemar tersebut berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan.
Film ini secara perlahan membangun tensi, memperlihatkan bagaimana obsesi yang awalnya tersembunyi kemudian muncul ke permukaan dan menggerogoti kehidupan Skye. Kita akan menyaksikan bagaimana sang penggemar, yang namanya sengaja tidak disebutkan dalam sinopsis untuk menjaga kejutan, mulai memasuki ruang pribadi Skye, mengawasi setiap gerak-geriknya, dan menciptakan suasana mencekam di sekitarnya. Ketika Skye dan pacarnya tiba-tiba menghilang tanpa jejak, kengerian semakin memuncak. Penonton diajak untuk merasakan ketakutan Skye saat menyadari bahwa dirinya terjebak dalam jeratan obsesi yang mematikan.
“Twisted Devotion” bukan hanya sekadar film thriller biasa yang mengandalkan kejutan dan adegan menegangkan. Film ini juga mencoba untuk menyelami psikologi obsesi, memperlihatkan bagaimana kekaguman yang tidak terkendali dapat berubah menjadi sesuatu yang mengerikan. Penonton akan diajak untuk merenungkan tentang batas-batas antara idola dan penggemar, serta bahaya yang mengintai ketika batasan tersebut dilanggar.