Film “Tulah 6/13” menghadirkan premis menarik tentang perjalanan liburan yang berubah menjadi mimpi buruk. Kisah ini berpusat pada Gilang, yang diperankan oleh Thomi Baraqbah, saat merayakan ulang tahunnya. Untuk momen spesial ini, Gilang mengajak dua sahabatnya, Sarah (Carissa Perusset) dan Kevin (Omara Esteghlal), untuk berlibur bersama.
Apa yang seharusnya menjadi perjalanan menyenangkan penuh tawa dan kebersamaan, tiba-tiba berbelok drastis. Di tengah perjalanan yang mereka lewati, terutama saat melintasi area hutan, ketiganya dihadapkan pada pengalaman yang mengusik nalar. Mereka melihat penampakan menyeramkan; sosok kakek tua dan anak kecil yang tampak mengganggu dan misterius.
Kemunculan penampakan tersebut bukanlah akhir dari segalanya, melainkan pemicu dimulainya rentetan teror tak terduga. Peristiwa-peristiwa aneh dan menakutkan mulai menghantui setiap langkah mereka, membuat suasana liburan yang ceria kini diselimuti rasa takut dan kebingungan. Ketegangan terus meningkat seiring dengan pengalaman mengerikan yang silih berganti.
Puncak dari kekacauan ini terjadi ketika Gilang terpisah dari kedua sahabatnya. Dalam keterpisahannya, Gilang justru harus berhadapan langsung dengan akar masalah yang jauh lebih dalam. Ia menemukan dirinya terperangkap dalam jeratan kutukan masa lalu yang mengerikan, sebuah “tulah” yang entah bagaimana terhubung erat dengan perayaan ulang tahunnya dan peristiwa di hutan tersebut.
Judul film “Tulah 6/13” itu sendiri sarat makna simbolis dalam mitos yang berkembang di Indonesia. Angka 6 sering kali diasosiasikan dengan simbolisme yang negatif atau terkait satanis, sementara angka 13 secara umum dianggap sebagai angka sial. Kombinasi kedua angka ini mengisyaratkan betapa kuat dan berbahayanya kutukan yang menjadi inti dari alur kisah ini. Film ini tampaknya mengeksplorasi bagaimana masa lalu yang belum terselesaikan dapat kembali menghantui dan membawa konsekuensi fatal di masa kini, mengubah liburan biasa menjadi perjuangan untuk bertahan hidup yang penuh misteri.
