Tuhog: Kehilangan kekasih memang pedih, dan Abie merasakannya sepenuhnya setelah Michael pergi untuk selama-lamanya. Di tengah kabut duka, sosok Roldan, yang seharusnya menjadi ayah mertuanya, hadir sebagai pelipur lara. Sentuhan dan perhatian Roldan, awalnya hanya sebagai dukungan, perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih membara. Abie terbuai dalam kehangatan terlarang ini, menemukan pelarian dari kesedihannya, dan benih cinta mulai tumbuh di tempat yang tak seharusnya. Namun, takdir punya kejutan lain. Michael, yang dianggap telah tiada, tiba-tiba muncul kembali. Kebahagiaan sesaat Abie dan Roldan hancur berantakan, dunia mereka jungkir balik dalam drama cinta yang rumit dan penuh gairah.
Film semi Tuhog ini memang langsung menusuk jantung dengan premisnya yang kontroversial. Bayangkan terjebak di antara dua pria: mantan tunangan yang ‘hidup kembali’ dan calon ayah mertua yang ternyata punya pesona mematikan. Abie merasakan dilema ini, dan percayalah, gejolak hatinya terasa sampai ke layar! Sebagai film semi Filipina, Tuhog tidak malu-malu menampilkan adegan-adegan yang membakar jiwa. Chemistry antara Abie dan Roldan terasa begitu kuat dan terlarang, membuat setiap interaksi mereka dipenuhi dengan tegangan seksual yang membuat penonton ikut merasakan debaran jantung.
Yang menarik dari film semi Vivamax ini adalah bagaimana ia tidak hanya mengandalkan adegan panas untuk menarik perhatian. Tuhog juga menggali lebih dalam ke dalam konflik emosional yang dialami Abie. Rasa kehilangan, kesepian, dan kebingungan Abie digambarkan dengan apik, membuat penonton bisa memahami mengapa ia terjerumus dalam hubungan terlarang dengan Roldan. Kembalinya Michael tentu saja menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja, menciptakan drama yang semakin intens dan membuat kita bertanya-tanya, bagaimana Abie akan keluar dari situasi pelik ini.
