Film Things Will Be Different, debut penyutradaraan Michael Felker yang dirilis tahun 2024, mengajak kita menyelami kisah menegangkan tentang perjalanan waktu dengan sentuhan fiksi ilmiah yang unik. Film ini berpusat pada dua saudara kandung, Joseph dan Sidney, diperankan dengan apik oleh Adam David Thompson dan Riley Dandy. Keduanya adalah perampok yang sedang dalam pelarian setelah aksi mereka yang gagal meraup uang tunai sebesar 7 juta dolar. Mereka berencana untuk bersembunyi di sebuah rumah pertanian terpencil, tempat yang menyimpan rahasia besar: sebuah lemari yang konon mampu membawa penggunanya ke dimensi waktu alternatif.
Joseph, sang kakak, menjadi otak dibalik rencana pelarian ini. Ia meyakinkan Sidney untuk mempercayai keberadaan lemari ajaib tersebut, berbekal sebuah buku catatan berisi instruksi langkah demi langkah. Dengan polisi yang semakin mendekat, mereka tiba di rumah pertanian dan menemukan lemari yang dimaksud. Dengan ragu namun penuh harapan, mereka mengikuti petunjuk dalam buku catatan tersebut. Keajaiban terjadi, mereka berhasil berpindah ke linimasa alternatif. Namun, dunia baru ini terasa aneh dan sunyi. Sebuah gereja dan pabrik tepung di dekat rumah pertanian tampak terkunci misterius. Buku catatan kembali memberikan petunjuk, mereka harus menunggu selama empat belas hari sebelum kembali memasuki lemari untuk pulang ke masa kini.
Sidney, yang merindukan putrinya Steph, merasa tidak sabar dan terpaksa menunggu. Selama masa penantian yang menegangkan, kenangan masa kecil mereka bersama sang ibu kembali menghangat, termasuk lagu disko kesukaan ibu mereka. Empat belas hari berlalu, namun kejutan pahit menanti. Lemari waktu tersebut telah dipalang dari luar. Joseph menemukan pintu pabrik tepung tidak terkunci dan menemukan pemandangan mengerikan di ruang bawah tanah: sesosok mayat yang membusuk. Sebuah peringatan tertulis di sana, memberi tahu mereka bahwa mereka terjebak dalam “vise” waktu dan mengajak mereka menandatangani peringatan tersebut sebagai tanda kepatuhan.
Sidney mencoba melarikan diri, namun tiba-tiba jatuh sakit parah, memaksanya kembali ke rumah pertanian. Tidak ada pilihan lain, Joseph menandatangani peringatan tersebut. Seketika, sebuah brankas muncul di hadapan mereka. Di dalamnya, mereka menemukan sebuah tape recorder yang menjadi sarana komunikasi mereka dengan seorang “stranger” misterius. Stranger ini mempertanyakan alasan kedatangan mereka dan menyatakan niatnya untuk menghapus jejak keberadaan mereka demi menjaga keseimbangan kemampuan rumah pertanian tersebut. Satu-satunya cara untuk selamat, menurut stranger, adalah dengan tetap tinggal di rumah pertanian dan membunuh seorang pengunjung misterius yang akan datang di waktu yang belum ditentukan.
Joseph dan Sidney terpaksa menunggu selama setahun penuh dalam ketegangan. Hingga suatu hari, pengunjung bertudung itu tiba dan melukai Joseph. Pengunjung tersebut memainkan lagu disko ibu Sidney melalui speaker portabel, sebelum melukai Sidney yang berlindung kembali ke dalam rumah. Lemari waktu kembali terhalang. Sidney kembali berkomunikasi dengan stranger melalui tape recorder. Stranger memperingatkannya untuk tidak mencoba membuka paksa lemari tersebut.
Joseph terbangun di dalam gereja bersama pengunjung misterius itu. Pengunjung yang bisu memaksa Joseph untuk berbicara dengan stranger melalui tape recorder dan berpura-pura telah berhasil membunuh pengunjung tersebut. Sebagai bukti, Joseph berbohong mengatakan mayat pengunjung ditinggalkan di luar karena cuaca buruk. Pengunjung itu menulis pesan kepada Joseph, mengungkapkan bahwa mereka sedang mencari orang yang membunuh keluarganya.
Setelah perkelahian sengit, Sidney berhasil membuka tudung pengunjung tersebut. Betapa terkejutnya ia menemukan bahwa pengunjung itu adalah Steph, putrinya yang kini telah dewasa. Joseph datang saat Sidney berusaha melindungi Steph. Namun, tragedi tak terhindarkan, Joseph secara tidak sengaja menembak dan membunuh Sidney. Steph melarikan diri melalui pintu lemari waktu.
Joseph kini sendirian. Ia menggunakan tape recorder untuk melaporkan kepada stranger bahwa pengunjung telah pergi. Setelah menguburkan Sidney, Joseph mengikuti instruksi stranger untuk menunggu di dalam pabrik tepung. Ia kemudian terlempar ke lokasi yang tidak dikenal, bertemu dengan stranger dari tape recorder dan seorang wanita. Mereka meminta Joseph mengingat informasi tentang pengunjung tersebut, namun Joseph tidak mampu mengingat apapun. Stranger dan wanita itu menjelaskan bahwa Joseph dan Sidney telah gagal mengikuti instruksi dan semua jejak keberadaan mereka akan dihapus. Joseph memohon kesempatan terakhir untuk kembali dan menyelamatkan Sidney. Permohonan dikabulkan, ia dikirim kembali ke hari pertama, sebelum bertemu Sidney di restoran. Namun, ia diperingatkan untuk menghilangkan “redundancy” dirinya di linimasa tersebut agar bisa menggantikannya.
Kembali ke restoran di awal cerita, terungkap bahwa Joseph yang tampak lebih tua telah mengulang siklus kejadian ini berkali-kali. Karena selalu gagal mencegah kematian Sidney, ia akhirnya menyadari satu-satunya cara untuk menghentikan siklus ini adalah dengan meminta Sidney membunuhnya di restoran, meninggalkannya, mengambil uang, dan kembali kepada putrinya. Dengan berat hati, Sidney menembak Joseph, dan melarikan diri dari restoran saat suara sirene polisi mendekat.