What's happening?

Video Sources 0 Views Report Error

  • Server 01
The Sexual Story of O (1984)

The Sexual Story of O (1984)

Sep. 20, 1984Spain90 Min.
Your rating: 0
8 1 vote

Synopsis The Sexual Story of O (1984)

“The Sexual Story of O” yang dirilis tahun 1984 mengisahkan tentang Odile, diperankan oleh Alicia Principe, seorang wanita muda yang sangat menarik dan sedang menikmati liburannya di sebuah hotel mewah di Spanyol. Kehadiran Odile tidak luput dari perhatian pasangan aneh yang menginap di kamar seberangnya. Pasangan ini, yang diperankan oleh Mauro Ribera dan Mamie Kaplan, tertarik dengan kecantikan Odile dan mulai mengamati gerak-geriknya dari kejauhan. Ketertarikan mereka jelas bukan sekadar kagum biasa.

Singkat cerita, pasangan misterius ini memberanikan diri untuk mengajak Odile bergabung dengan mereka. Mereka mengundang Odile untuk datang ke rumah mereka dan bertemu dengan pasangan yang lebih tua. Odile yang polos dan mungkin sedikit penasaran, menerima undangan tersebut. Di sinilah intrik mulai memanas.

Sang suami, diperankan Mauro Ribera, dengan cepat terpikat oleh pesona Odile. Tatapan mata dan gestur tubuhnya tak bisa menyembunyikan ketertarikannya yang semakin dalam. Namun, kejutan yang sesungguhnya datang dari sang istri, diperankan Mamie Kaplan. Ternyata, sang istri memiliki fantasi dan hasrat terpendam yang cukup kinky dan Odile-lah yang menjadi objek imajinasinya.

Awalnya, “The Sexual Story of O” memang terasa berjalan lambat. Sebagian besar durasi film diisi dengan adegan-adegan khas softcore yang menjadi ciri khas Franco di era ini. Bagi sebagian penonton, mungkin ini terasa membosankan, apalagi jika mereka mengharapkan alur cerita yang cepat dan penuh aksi. Namun, bagi para penggemar Alicia Principe, pemandangan visual yang disuguhkan oleh kecantikannya mungkin menjadi daya tarik tersendiri.

Tapi, bersabarlah. Jika kamu bertahan melewati bagian awal film yang cenderung berlama-lama ini, kamu akan menemukan bahwa “The Sexual Story of O” sebenarnya menyimpan kejutan yang cukup menarik di bagian akhir. Sekitar lima belas menit terakhir film ini menawarkan ketegangan dan suspense yang tidak terduga. Franco membangun suasana dengan sangat perlahan di sepanjang film, sehingga kita hampir mengira film ini akan terus berjalan dalam tempo yang sama. Namun, twist di akhir cerita hadir bagai petir di siang bolong, dan justru inilah yang membuatnya efektif. Campuran visual surealis bergaya psychedelic dengan adegan-adegan yang cukup meresahkan berhasil menciptakan klimaks yang kuat.

Dari segi produksi, film ini jelas dibuat dengan anggaran minim. Namun, patut diacungi jempol, setiap sen yang dikeluarkan terlihat di layar. Lokasi pengambilan gambar sangat indah dan berkualitas tinggi. Bahkan ketika alur cerita terasa stagnan, visual film ini tetap memanjakan mata. Musik latar dalam film ini juga berfungsi dengan baik. Meskipun tidak terlalu istimewa, musiknya mampu menambah atmosfer yang dibutuhkan, terutama di adegan-adegan seks yang mendominasi dua pertiga awal film.

Performa Alicia Principe juga patut diperhatikan. Memang, ia mungkin tidak memiliki screen presence sekuat bintang-bintang langganan Franco lainnya seperti Lina Romay atau Soledad Miranda. Namun, kecantikan Alicia Principe jelas tidak bisa dipungkiri. Ia sangat cocok memerankan karakter Odile, seorang wanita muda yang terlihat penuh gairah. Kemampuan aktingnya mungkin tidak akan tercatat dalam sejarah perfilman sebagai yang terbaik, tetapi ia cukup kompeten untuk membawa film ini dan yang paling penting, ia sangat memanjakan mata.

Pada akhirnya, “The Sexual Story of O” adalah salah satu dari sekian banyak film cash-in yang pernah dibuat oleh Jess Franco. Film ini, seperti halnya The Inconfessable Orgies Of Emmanuelle, jelas memanfaatkan kesuksesan film Just Jaeckin dengan judul serupa. Ketika Franco dipaksa untuk membuat film-film seperti ini, hasilnya memang jarang menjadi karya terbaiknya. Namun, harus diakui, ia berhasil melakukan pekerjaan yang cukup baik dengan film ini. Meskipun jauh dari karya-karya terbaik Franco, “The Sexual Story of O” tetaplah film yang digarap dengan cukup baik, akting yang lumayan, dan sinematografi yang indah. Tempo film memang lambat dan adegan seksnya terkesan gratuitous, tetapi justru itulah esensi dari film softcore murahan yang ingin mengeksploitasi kesuksesan film lain. Jika kamu adalah penggemar vintage softcore dengan sentuhan surealis dan kesabaran untuk menikmati alur cerita yang lambat demi payoff di akhir, “The Sexual Story of O” mungkin bisa menjadi tontonan yang menarik.

Original title Historia sexual de O
IMDb Rating 4.2
TMDb Rating 4 16 votes

Director

Cast

Carmen Carrión isCountess Wanda Von Karlstein
Countess Wanda Von Karlstein
Daniel Katz isCount Von Karlstein
Count Von Karlstein

Similar titles

The Potluck and the Passion
Black Cat Mansion
Ghetto Blaster
Cider with Rosie
Flat Top
A Bright Shining Lie
The Desert Bride
Nostradamus
Aloha Summer
Lamas (2024)
Bad Genius (2024)
Unashamed: A Romance