Film “The Greatest Hits” membawa penonton ke dalam kisah yang menyentuh hati, mengeksplorasi duka, penyembuhan, dan kekuatan unik musik. Pusat cerita ini adalah Harriet, seorang wanita muda yang terperangkap dalam kesedihan mendalam dua tahun setelah kehilangan kekasihnya, Max, dalam kecelakaan mobil yang tragis. Namun, duka Harriet jauh lebih rumit dari biasanya. Ia memiliki kemampuan yang luar biasa, atau mungkin kutukan: Mendengar lagu-lagu yang terkait erat dengan Max secara instan akan membawanya kembali ke momen spesifik di masa lalu ketika lagu itu menjadi bagian dari kenangan mereka.
Di masa kini, ‘perjalanan’ mendadak ke masa lalu ini termanifestasi sebagai kejang yang membuatnya tidak berdaya. Untuk menghindari terlempar tanpa sengaja ke dalam pusaran waktu, Harriet harus terus-menerus menggunakan headphone peredam bising saat berada di luar rumah. Terperangkap antara masa lalu dan masa kini, sebagian besar energinya dihabiskan untuk mencoba menavigasi kemampuannya dan, yang paling penting, berusaha menggunakan kekuatan itu untuk mengubah nasib Max. Ia mencoba berkali-kali kembali ke masa lalu, berharap bisa mencegah kecelakaan itu, tetapi selalu gagal. Dalam salah satu usahanya, ia bahkan sempat mengajukan pertanyaan filosofis kepada Max di masa lalu: Apakah ia akan menyelamatkan hidup Harriet jika itu berarti mereka tidak akan pernah bertemu sama sekali?
Di tengah perjuangan soliter ini, Harriet menemukan sedikit cahaya di kelompok dukungan duka. Di sanalah ia bertemu David Park, seorang pria yang juga sedang berduka atas kematian orang tuanya baru-baru ini dan berusaha keras menjaga bisnis barang antik keluarga tetap hidup. Ada koneksi yang perlahan tumbuh di antara Harriet dan David. Harriet bahkan mengundangnya ke sesi DJ bersama temannya, Morris, satu-satunya orang yang mengetahui rahasia perjalanan waktunya. Morris, melihat kedekatan mereka, dengan bijak menyarankan agar Harriet mencoba perlahan-lahan melepaskan masa lalu bersama Max dan membuka hati untuk kemungkinan di masa kini.
Namun, melangkah maju tidaklah mudah ketika masa lalu terus menariknya kembali. Hubungan Harriet dengan David terhalang oleh kemampuannya. Momen keintiman mereka terhenti ketika lagu yang memicu ingatan Max tiba-tiba terdengar, mengirim Harriet kembali ke masa lalu dan mengganggu koneksi di masa kini. Terdesak oleh situasi, Harriet akhirnya berani menceritakan kebenaran anehnya kepada David. Sayangnya, David awalnya skeptis, menganggap cerita perjalanan waktu itu hanya bentuk halusinasi yang dipicu oleh kesedihan yang belum tuntas.
Titik balik dalam pemahaman David datang ketika Harriet dibawa ke toko barang antik orang tua David. Harriet mengenali tempat itu dengan jelas – ia pernah ke sana bersama Max. Menggunakan lagu yang tepat, ia bisa kembali ke momen tersebut dan meninggalkan pesan kecil di masa lalu yang bisa ditemukan David di masa kini. Pesan itu membuktikan kebenaran klaim Harriet, dan David pun akhirnya percaya. Dengan keyakinan baru ini, David bertanya apakah Harriet bisa menggunakan kemampuannya untuk menyelamatkan orang tuanya. Harriet dengan sedih harus menjelaskan keterbatasan kekuatannya: ia hanya bisa memengaruhi keputusannya sendiri di masa lalu, bukan tindakan orang lain.
Di sinilah dilema terbesar dihadapi Harriet. Ia kini yakin bahwa ia bisa mengubah masa lalu dan menyelamatkan Max, tetapi ia juga menyadari konsekuensinya: Jika Max hidup, ia dan David mungkin tidak akan pernah bertemu di kelompok dukungan duka. Ia telah mulai mencintai David, dan gagasan kehilangan koneksi ini sangat menyakitkan. Mereka berdiskusi panjang lebar, dan David, dengan kejujuran penuh, menyatakan bahwa ia pasti akan menyelamatkan orang tuanya jika ia punya kesempatan. Jawaban David, ditambah dengan pertanyaan yang pernah ia ajukan pada Max di masa lalu, tampaknya memberikan Harriet kejelasan yang ia butuhkan.
Dengan tekad yang bulat, Harriet kembali ke momen pertama kali ia bertemu Max – sebuah konser yang berisik bertahun-tahun lalu. Saat Max mengundang Harriet untuk mengikutinya masuk ke kerumunan, sebuah undangan yang di masa lalu memulai seluruh kisah mereka, Harriet kali ini mengambil keputusan yang berbeda. Ia menolak. Tindakan sederhana ini, menolak undangan untuk mengikutinya, secara efektif mengubah garis waktu, menyelamatkan Max dari takdir tragisnya.
Di masa kini yang baru ini, dampaknya terlihat jelas. Harriet tampak lebih ringan, bahagia, dan tidak lagi bergantung pada headphone peredam bising, simbol bahwa ia telah benar-benar berdamai dengan dukanya. Ia melihat Max dari kejauhan, berjalan dengan wanita lain, tanpa ada pengakuan di antara mereka – bukti nyata bahwa garis waktu telah berubah. Film berakhir dengan nada harapan. Harriet dan Morris menghadiri konser lain, dan di sana, di kerumunan yang berbeda, David dan saudara perempuannya juga hadir. Harriet dan David saling pandang, senyum perlahan muncul, mengisyaratkan bahwa meskipun masa lalu telah diubah, ada kemungkinan awal yang baru dan indah menunggu di masa kini. “The Greatest Hits” adalah perenungan yang mengharukan tentang cinta, kehilangan, kekuatan musik untuk mengikat kita pada kenangan, dan keberanian untuk memilih masa depan, meskipun itu berarti melepaskan masa lalu yang berharga.