Film thriller misteri “The Cursed Village” membawa penonton dalam perjalanan menegangkan bersama Chu Qi dan sahabatnya, Xu Yiming. Kisah ini bermula dari pencarian Chu Qi terhadap adiknya, Shi San, yang menghilang secara misterius di sebuah desa terpencil bernama Desa Fengming. Latar belakang pedesaan yang sunyi dan menyimpan banyak rahasia langsung terasa sejak awal film dimulai, menciptakan atmosfer yang penuh intrik dan pertanyaan.
Perjalanan Chu Qi dan Xu Yiming ke Desa Fengming bukan sekadar perjalanan fisik, namun juga perjalanan memasuki dunia yang sarat akan kepercayaan kuno dan tradisi yang mengakar kuat. Desa Fengming bukanlah desa biasa. Di balik pemandangan alamnya yang mungkin terlihat indah, desa ini menyimpan kegelapan berupa takhayul dan tradisi yang menindas. Seiring dengan pencarian mereka, Chu Qi dan Xu Yiming perlahan mengungkap lapisan demi lapisan misteri yang menyelimuti desa tersebut, termasuk alasan di balik hilangnya Shi San.
Mereka menemukan bahwa kehidupan di Desa Fengming diatur oleh kepercayaan-kepercayaan yang sudah dipegang turun temurun. Tradisi yang tampaknya usang dan tidak masuk akal ternyata memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat desa. Ironisnya, tradisi-tradisi inilah yang justru membawa dampak negatif dan menindas, menghambat kemajuan dan kebebasan berpikir.
Chu Qi, dengan pandangan modern dan semangat untuk mencari kebenaran, tidak bisa menerima begitu saja apa yang dilihatnya. Bersama Xu Yiming, ia bertekad untuk tidak hanya menemukan Shi San, tetapi juga membantu masyarakat Desa Fengming keluar dari belenggu takhayul. Perjuangan mereka bukan hanya tentang memecahkan misteri hilangnya seorang gadis, namun juga tentang perlawanan terhadap kepercayaan yang merugikan dan upaya untuk membawa perubahan positif bagi sebuah komunitas yang terperangkap dalam kegelapan tradisi.
