Dalam sebuah kisah penuh misteri yang diangkat, seorang santriwati bernama Ainun awalnya menaruh kekaguman mendalam pada sosok guru spiritual yang dihormati, Abah Mulya. Dikenal akan kesaktian dan kemampuannya menolong sesama yang kesusahan serta menyembuhkan berbagai penyakit, popularitas Abah kian meluas berkat perhatian media cetak dan elektronik. Namun, kekaguman Ainun tersebut ternyata tidak sepenuhnya direstui oleh Uwak yang selama ini merawatnya sejak ia kecil.
Titik balik terjadi ketika Abah ditemukan tewas secara tragis di sebuah ladang, dengan kondisi leher terpenggal, tanpa diketahui siapa pelakunya. Peristiwa kelam ini membuka tabir baru dalam hidup Ainun. Di saat inilah, sosok Abah mulai menampakkan diri padanya, sebuah penampakan yang mengarah pada pengungkapan rahasia besar. Terungkap kenyataan yang selama ini tersembunyi: bahwa sosok yang dikaguminya itu ternyata adalah ayah kandungnya sendiri, sebuah rahasia yang dijaga rapat oleh uwaknya atas pesan mendiang ibunya.
Peringatan datang dari lingkungan terdekat Abah Mulya, termasuk salah satu istrinya dan adik kandung Ainun yang tinggal di padepokan. Mereka menyoroti adanya bahaya ajaran yang dianggap sesat yang berkembang di sana, namun Ainun bergeming dalam kekagumannya yang telah bercampur dengan ikatan keluarga yang baru terungkap. Bersama dua sahabat setianya, Ainun pun memutuskan untuk mendatangi Padepokan Abah Mulya dengan niat untuk bertakziah.
Namun, alih-alih menemukan kedamaian atau jawaban atas kematian ayahnya, kunjungan ke padepokan justru menyeret Ainun ke dalam pusaran ajaran yang menyesatkan. Ajaran ini ternyata diwariskan dan diajarkan oleh Lingga, murid kepercayaan mendiang Abah Mulya. Melihat sahabat mereka terjerumus ke jalan yang salah dan berbahaya, kedua teman Ainun berusaha keras untuk menyelamatkannya dan menariknya kembali. Pertanyaan besar pun muncul: akankah Ainun tersadarkan dan berhasil melepaskan diri dari pengaruh ajaran yang gelap dan merusak ini?
