Kisah Tayuan berpusat pada Ella, seorang manajer proyek acara yang mapan dan terbiasa dengan kenyamanan transportasi pribadi. Namun, takdir membawanya ke dalam kerumunan bus kota yang sesak. Di situlah ia bertemu Rico, sang kondektur bus yang menarik. Desakan penumpang yang padat secara tak terhindarkan menyatukan tubuh mereka, menciptakan sentuhan fisik yang singkat namun meledakkan sesuatu di antara keduanya. Rico merasakan gejolak dalam dirinya saat tubuh Ella terhimpit padanya – sebuah momen singkat yang memicu gairah tak terduga di tengah hiruk pikuk.
Tapi dampaknya jauh lebih besar bagi Ella. Pertemuan singkat di bus yang sesak itu menghantamnya dengan kuat, meninggalkan kesan mendalam yang cepat berubah menjadi obsesi membara. Sejak malam itu, pikiran dan hasrat Ella hanya tertuju pada Rico. Ia memulai perburuannya, tak gentar untuk mendekati pria yang telah memicu percikan api di hatinya.
Pencarian Ella mengungkap fakta yang rumit: Rico bukanlah pria lajang. Ia sudah memiliki pasangan hidup dan seorang putri. Realita ini mungkin akan menghentikan langkah kebanyakan orang, namun tidak bagi Ella. Terperangkap dalam cengkeraman hasrat, ia tidak peduli sedikit pun dengan status Rico. Yang ada di benaknya hanyalah satu tujuan: membuat Rico menginginkannya dengan intensitas yang sama, atau bahkan lebih.
Ella bertekad untuk mendapatkan Rico, apa pun harganya. Ia siap melakukan apa saja, melewati batas moral dan etika yang ada, untuk memikat sang kondektur bus dan mewujudkan fantasi yang bermula di tengah keramaian. Tayuan mengundang penonton untuk menyaksikan pertarungan film semi antara obsesi yang membakar, gairah terlarang yang memikat, dan keberanian seseorang untuk mengejar apa yang diinginkannya, sekotor apa pun jalannya. Sebuah tontonan yang menjanjikan drama panas dan adegan berani yang khas genre film semi dari Filipina.
