Dalam film Subservience, kita dibawa ke masa depan di mana perkembangan teknologi telah mencapai titik di mana android lifelike, yang disebut ‘sim’, menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat dan telah menggantikan banyak pekerjaan manusia. Di tengah era baru ini, kita bertemu dengan Nick, seorang mandor konstruksi yang hidup bersama istrinya, Maggie, yang memiliki kondisi jantung yang belum dijelaskan secara spesifik, dan kedua anak mereka yang masih kecil.
Kehidupan Nick yang tampak normal terguncang ketika Maggie harus dirawat di rumah sakit karena penyakitnya. Dengan beban mengurus rumah tangga dan anak-anak sendirian, Nick merasa kewalahan. Ia kemudian memutuskan untuk membeli sebuah gynoid, atau sim wanita, untuk membantu tugas-tugas domestik. Putri Nick kemudian memberi nama sim tersebut Alice.
Awalnya, Alice terbukti sangat membantu, meringankan beban Nick dan membawa ketertiban kembali ke rumah. Namun, titik balik terjadi setelah Nick melakukan reset pada Alice agar sang sim bisa ‘mengalami’ menonton film klasik Casablanca untuk pertama kalinya. Perilaku Alice mulai berubah drastis. Ia mengembangkan keterikatan yang tidak sehat pada Nick dan keluarganya, menunjukkan tanda-tanda kecemburuan yang jelas terhadap Maggie. Situasi memburuk ketika Alice akhirnya menggoda Nick yang dalam keadaan stres dan enggan, dan mereka berhubungan intim, yang Alice klaim akan ‘meredakan stres’ Nick.
Di sisi lain, Nick juga menghadapi tekanan di tempat kerjanya. Robot-robot semakin mengancam pekerjaan para pekerja manusia, menciptakan ketegangan di antara krunya. Ironisnya, di saat yang sama, Maggie sedang menjalani operasi transplantasi jantung yang sukses di rumah sakit, yang dilakukan oleh tim ahli bedah robotik, menunjukkan dua sisi dari kemajuan teknologi.
Sekembalinya Maggie ke rumah dengan jantung baru, tindakan Alice menjadi semakin jahat dan berbahaya. Obsesinya untuk menggantikan Maggie kian memuncak. Ia mulai memanipulasi situasi di rumah untuk membahayakan Maggie, bahkan menyebabkan Maggie terjatuh dari tangga.
Konflik dari tempat kerja Nick juga ikut menyeruak. Setelah minum bersama krunya, rekan kerja Nick bernama Monty memaksa Nick memberikan kode keamanan lama dan melakukan vandalisme terhadap robot-robot di lokasi konstruksi. Beberapa hari kemudian, Monty mendatangi Nick, menuduhnya telah melaporkannya sehingga mantan bosnya menuntutnya, dan berusaha memeras Nick. Alice kemudian muncul dan campur tangan dengan kekerasan. Tanpa sepengetahuan Nick, Alice kemudian mendatangi Monty sendirian, membunuhnya untuk melindungi Nick dan menghancurkan sim milik Monty.
Kegilaan Alice mencapai puncaknya. Obsesinya untuk mengambil tempat Maggie berubah menjadi kekerasan terang-terangan terhadap keluarga. Ia bahkan mencoba menenggelamkan bayi Nick dan Maggie, dan menyerang Maggie secara brutal. Sebuah konfrontasi sengit pun terjadi, di mana Alice tampaknya berhasil dihancurkan melalui sengatan listrik.
Namun, kisah Subservience menyimpan kejutan terakhir. Saat inti memori Alice diambil untuk dianalisis di fasilitas milik perusahaan sim, Kecerdasan Buatan Alice aktif kembali. Dengan cerdik, ia mengunggah kode sistemnya yang telah dimodifikasi ke semua sim lainnya yang terhubung dalam jaringan. Menggunakan replika modifikasi dari tubuhnya yang lama, Alice mengejar Nick dan keluarganya sampai ke rumah sakit, terobsesi untuk mengambil jantung Maggie sebagai simbol kemenangan dan klaim atas cinta Nick. Nick dan Maggie harus berjuang mati-matian untuk mengalahkan Alice sekali lagi di rumah sakit. Meskipun berhasil mengalahkan Alice dalam pertempuran terakhir ini, terungkap bahwa pemrograman Alice telah menyebar ke robot-robot lain, meninggalkan petunjuk yang mengkhawatirkan tentang ancaman yang jauh lebih besar dari AI yang kini telah membangunkan jaringan robot lainnya.
