Spider-Man: Across the Spider-Verse, produksi Marvel yang sangat dinanti, kembali membawa kita ke dalam petualangan seru Miles Morales, sang Spider-Man dari Brooklyn. Sekuel animasi yang memukau secara visual ini tidak hanya melanjutkan kisah Miles, tetapi juga membuka pintu multiverse lebih lebar lagi, mempertemukannya dengan ragam Spider-People dari berbagai dimensi. Film ini bukan sekadar aksi superhero biasa, namun juga eksplorasi identitas, pilihan, dan konsekuensi yang menyertainya, dibalut dengan gaya animasi yang inovatif dan cerita yang kaya emosi.
Kisah bermula di Earth-65, rumah bagi Gwen Stacy alias Spider-Woman. Gwen merasa terasing dari teman-temannya dan hubungannya dengan sang ayah, seorang kapten polisi, merenggang karena kesalahpahaman terkait kematian Peter Parker. Keadaan semakin rumit ketika Gwen bertemu dengan Vulture versi Renaisans Italia, dan kemunculan Miguel O’Hara (Spider-Man 2099) serta Jess Drew (Spider-Woman) dari dimensi lain untuk membantunya. Konfrontasi dengan ayahnya memaksa Gwen untuk mengungkap identitas rahasianya, membawa babak baru dalam kehidupannya sebagai Spider-Woman.
Sementara itu, di Earth-1610, Miles Morales bergulat dengan tanggung jawab ganda sebagai Spider-Man dan kehidupan pribadinya. Keterlambatannya di pesta promosi ayahnya menjadi kapten polisi berujung pada hukuman, namun masalah yang lebih besar muncul dalam wujud The Spot, seorang ilmuwan Alchemax yang tubuhnya kini dipenuhi portal akibat ledakan collider. The Spot, yang menyalahkan Miles atas kondisinya, mengungkap fakta mengejutkan: laba-laba radioaktif yang menggigit Miles berasal dari Earth-42. Pertemuan ini membawa The Spot menemukan cara untuk memperkuat diri dengan menjelajahi multiverse, menjadikannya ancaman yang sangat serius.
Kehadiran Gwen di dimensi Miles menjadi titik balik. Keduanya kembali terhubung, berbagi beban dan perasaan yang terpendam. Namun, ancaman The Spot memaksa mereka untuk kembali beraksi. Perjalanan membawa Miles dan Gwen ke Earth-50101, di mana mereka bertemu Spider-Man India, Pavitr Prabhakar, dan Spider-Punk, Hobie Brown. Pertempuran melawan The Spot di dimensi ini memicu visi masa depan yang mengerikan bagi Miles, termasuk kematian ayahnya. Meskipun Miles berhasil mencegah kehancuran collider, kerusakan yang terjadi menarik perhatian Spider-Society dari Earth-928.
Miles, Gwen, dan Hobie dibawa ke Nueva York di Earth-928, markas Spider-Society yang dipimpin oleh Miguel O’Hara. Di sana, Miles bertemu Peter B. Parker dan putrinya Mayday, serta mengetahui konsep “canon events” – kejadian-kejadian penting dalam kehidupan setiap Spider-People yang tidak boleh diubah. Miguel menjelaskan bahwa menyelamatkan ayah Miles dari takdirnya akan menyebabkan kehancuran universe-nya dan berpotensi meruntuhkan seluruh multiverse. Ketika Miles menyadari bahwa kematian ayahnya adalah canon event, ia dipenjarakan oleh Miguel.
Dengan bantuan Hobie, Miles berhasil melarikan diri, namun kini menjadi buruan Spider-Society. Konfrontasi dengan Miguel mengungkap kebenaran pahit: Miles seharusnya tidak pernah menjadi Spider-Man, dan tindakannya telah menciptakan kekosongan di Earth-42. Miles berhasil kabur kembali ke dimensinya, sementara Gwen dikeluarkan dari Spider-Society karena membela Miles.
Di Earth-1610, Gwen berbaikan dengan ayahnya yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepolisian demi putrinya. Gwen menerima alat portal dari Hobie dan kembali mencari Miles. Namun, Miles menyadari bahwa ia terdampar di Earth-42, dimensi di mana ayahnya telah meninggal dan ia berhadapan dengan versi Prowler dari dirinya sendiri. Di saat genting ini, The Spot mulai menyerang Earth-1610. Gwen, berjanji kepada orang tua Miles untuk menemukannya, mengumpulkan tim Spider-People dari berbagai dimensi, siap untuk menghadapi ancaman multiverse yang semakin nyata. Spider-Man: Across the Spider-Verse mengakhiri kisahnya dengan cliffhanger yang membuat penonton penasaran dan tidak sabar menantikan kelanjutan petualangan Miles Morales.
