Shoot shoot! Di ko siya titigilan!”. Judul yang cukup panjang dan berbahasa Tagalog ini, jika diterjemahkan secara kasar, bisa berarti “Tembak tembak! Aku tidak akan berhenti padanya!”. Judul yang cukup provokatif, bukan?
Namun, jangan langsung membayangkan aksi tembak-menembak ala film gangster. “Shoot shoot! Di ko siya titigilan!” ternyata menyimpan premis yang lebih ringan, meski tetap memiliki elemen spicy yang menjadi ciri khas film-film sejenis. Film ini berkisah tentang seorang aktor muda yang sedang berjuang meraih impiannya di industri hiburan. Sebut saja namanya Rico. Rico bukan aktor yang langsung bersinar. Ia harus berjuang dari audisi ke audisi, seringkali hanya mendapatkan peran figuran atau bahkan ditolak mentah-mentah.
Suatu hari, untuk mendalami peran sebagai seorang miliarder dalam audisi yang akan datang, Rico memutuskan untuk berlatih dialognya dengan suara keras di apartemennya. Ia menghayati betul peran itu, membayangkan dirinya sebagai konglomerat kaya raya yang bisa membeli apapun yang ia mau. Celakanya, tanpa disadari Rico, suara lantangnya terdengar hingga ke telinga tetangga-tetangganya.
Di lingkungan apartemen yang penuh intrik dan gosip, suara Rico yang sedang berakting ini segera menjadi bahan perbincangan hangat. Rumor pun menyebar dengan cepat, layaknya api yang membakar ilalang kering. Rico, aktor yang biasa-biasa saja, tiba-tiba dikabarkan sebagai seorang pria kaya raya, seorang miliarder yang menyamar menjadi orang biasa.
Kabar angin ini tentu saja langsung menarik perhatian banyak orang, terutama kaum wanita. Para wanita di sekitar Rico, yang tadinya mungkin hanya melirik sekilas, kini mulai memberikan perhatian lebih. Ada yang mulai mencoba mendekati dengan berbagai cara, berharap bisa mendapatkan keuntungan dari kekayaan “palsu” Rico. Rayuan, godaan, dan tatapan penuh minat mulai menghujani Rico, membuat hari-harinya yang semula sepi menjadi jauh lebih berwarna – dan tentu saja, lebih panas.
Namun, masalah tidak berhenti di situ. Rumor kekayaan Rico ternyata juga sampai ke telinga pihak-pihak yang kurang baik. Sekelompok preman lokal, yang selalu mencari kesempatan untuk mendapatkan uang dengan cara mudah, mulai mengincar Rico. Mereka percaya bahwa Rico benar-benar kaya dan menyimpan banyak uang di apartemennya. Maka, Rico yang tadinya hanya berurusan dengan audisi dan naskah, kini harus berurusan dengan para wanita yang mengejarnya dan preman yang mengancamnya.
Dalam situasi yang semakin kacau dan menggelikan ini, Rico harus menemukan cara untuk keluar dari masalah yang sebenarnya ia ciptakan sendiri. Ia terjebak dalam jaring kepura-puraannya, di mana satu kebohongan kecil telah berkembang menjadi masalah besar yang mengancam keselamatannya – dan mungkin juga, memberikan kesempatan untuk merasakan sedikit “keuntungan” dari perannya sebagai miliarder gadungan.
