Dalam film horor Shudder yang mencekam, “Shadow of God”, kita mengikuti kisah Mason Harper, seorang exorcist elit yang menghadapi sesuatu yang tak terduga. Saat melakukan pengusiran setan yang tidak disetujui pada ayahnya sendiri, Mason mulai mencurigai entitas yang dilawannya bukanlah iblis biasa, melainkan mungkin makhluk suci, bahkan mungkin Tuhan itu sendiri.
Kisah “Shadow of God” menggali keyakinan Mason dan rahasia masa lalunya ketika ia terpaksa kembali ke kota kelahirannya. Di sana, ia bertemu kembali dengan ayahnya, Angus Harper, yang sudah lama terasing dan kini entah bagaimana kembali hidup, namun dalam keadaan dirasuki. Situasi ini segera mempertanyakan sifat sebenarnya dari kekuatan yang bersemayam di dalam diri ayahnya.
Film ini menyimpang dari formula film pengusiran setan pada umumnya dengan berani mengajukan pertanyaan tentang hakikat entitas yang dihadapi Mason. Diawal, Mason yakin ia berhadapan dengan entitas jahat yang familiar dalam praktik exorcism-nya. Namun, petunjuk samar yang diberikan oleh entitas tersebut, ditambah dengan keadaan misterius seputar kembalinya ayahnya, mengisyaratkan adanya kekuatan yang berbeda, yang berpotensi bersifat ilahi atau setidaknya memiliki tujuan yang tidak murni jahat.
Kepulangan Mason juga memaksanya menghadapi masa lalunya yang kelam, termasuk latar belakang ayahnya yang pernah memimpin sebuah kultus yang penuh kekerasan dan penyiksaan. Kemunculan kembali Angus yang kini dirasuki mengguncang segala sesuatu yang Mason kira sudah ia pahami tentang keluarganya dan kepercayaan spiritualnya. Di tengah kekacauan ini, Mason juga bertemu kembali dengan Tanis Green, teman masa kecilnya. Keberadaan Tanis menambah lapisan ketegangan, karena ada kemungkinan ia menjadi target, mungkin terkait dengan keyakinan sisa-sisa kultus yang percaya Mason akan memenuhi sebuah ramalan tertentu.
“Shadow of God” menjanjikan sebuah kejutan yang mengganggu dengan menyarankan bahwa ‘bayangan’ yang dilawan Mason mungkin bukanlah manifestasi kejahatan murni, melainkan kehadiran suci. Hal ini menantang Mason untuk mempertanyakan hakikat baik dan buruk, serta batas antara yang ilahi dan yang iblis dalam upayanya menyelamatkan ayahnya dan dirinya sendiri. Dalam perjuangannya mengungkap kebenaran, Mason harus menggali lebih dalam ke dalam misteri yang menyelimuti ayahnya dan entitas yang bersemayam di dalamnya, sambil berhadapan dengan masa lalu yang menghantuinya. Film ini adalah eksplorasi menegangkan tentang iman, keluarga, dan kemungkinan tergelap dari apa yang kita anggap suci.
