Ketika Kematian Membuka Pintu Teror: Menilik Kisah dalam Sebelum 7 Hari
Sebuah perjalanan kembali ke masa lalu yang kelam berubah menjadi mimpi buruk bagi Tari dan kedua anaknya. Dalam Sebelum 7 Hari, kisah dimulai ketika Tari, yang dibayangi masa kecil sulit akibat perlakuan kasar ibunya, Anggun, memutuskan untuk melayat dan menginap di rumah sang ibu setelah kepergiannya. Bersama kedua anaknya yang masih kecil, Bian dan Hanif, serta adik laki-lakinya, Kadar, niat untuk memberikan penghormatan terakhir di kediaman almarhum justru menyeret mereka ke dalam pusaran kejadian mengerikan yang tak terduga.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Anggun ternyata menyimpan rahasia gelap. Kejadian janggal mulai mengganggu mereka satu per satu, menandakan bahwa kepergian Anggun bukanlah akhir dari segalanya. Di tengah kebingungan dan ketakutan, terungkaplah kebenaran yang mengguncang: Anggun terikat oleh kutukan yang mencegah jasadnya dikebumikan hingga hari mistis Kamis Kliwon, tepat tujuh hari setelah kematiannya. Waktu yang sempit menjadi kunci, karena arwah Anggun dipercaya masih berada di sekitar rumah, terikat oleh kekuatan jahat dari perjanjian gelap yang dilakukannya di masa lalu.
Untuk mematahkan kutukan dan menghentikan gangguan spiritual yang semakin intens, Tari dan Kadar dihadapkan pada keharusan untuk menyingkap kebenaran di balik masa lalu sang ibu yang kelam. Alur cerita semakin menarik ketika terkuak adanya perjanjian antara Anggun, Tari, dan Kadar yang belum terpenuhi. Sebelum batas waktu tujuh hari kematian Anggun tiba, keduanya harus menunaikan “hutang” janji tersebut. Selama janji itu belum terlaksana, arwah Anggun diyakini masih bergentayangan, menebar teror yang mengancam keselamatan mereka.
Kisah dalam Sebelum 7 Hari menyajikan perpaduan misteri dan atmosfer mencekam, membawa penonton mengikuti perjuangan sebuah keluarga melawan warisan kelam yang terhubung dengan masa lalu yang belum usai. Sebuah pertaruhan melawan waktu dan kegelapan yang mengancam jiwa.