Sang Kiai adalah sebuah film biografi sejarah yang mengangkat kisah perjuangan salah satu tokoh ulama besar Indonesia sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Diperankan dengan penuh kharisma oleh Ikranagara, KH Hasyim Asy’ari digambarkan sebagai sosok pemimpin agama yang teguh pendirian, bijaksana, dan sangat dihormati oleh para santri dan masyarakat di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Film ini berfokus pada periode sulit ketika Jepang berusaha memanfaatkan pengaruh Kiai Hasyim untuk kepentingan propaganda mereka.
Cerita dimulai ketika Jepang memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan seikerei, yaitu ritual membungkuk ke arah matahari terbit sebagai bentuk penghormatan kepada Kaisar Hirohito. KH Hasyim Asy’ari dengan tegas menolak perintah ini karena dianggap bertentangan dengan akidah Islam (syirik). Penolakannya ini membuat beliau ditangkap dan dipenjara oleh tentara Jepang. Penangkapan sang kiai menimbulkan gejolak di kalangan santri dan pengikutnya. Anak beliau, KH Wahid Hasyim (diperankan oleh Agus Kuncoro), bersama tokoh-tokoh NU lainnya seperti KH Wahab Chasbullah (Muhammad Abbe), berusaha keras untuk membebaskan KH Hasyim Asy’ari melalui jalur diplomasi maupun tekanan massa.
Di tengah tekanan penjajahan dan kondisi perang, Sang Kiai juga menyoroti peran penting KH Hasyim Asy’ari dalam membangkitkan semangat perjuangan rakyat melalui fatwa Resolusi Jihad pada tahun 1945, yang mewajibkan umat Islam untuk berperang melawan tentara Sekutu yang ingin kembali menjajah Indonesia. Film ini tidak hanya menampilkan ketokohan KH Hasyim Asy’ari sebagai ulama, tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan yang gigih mempertahankan keyakinan dan martabat bangsanya. Dengan latar sejarah yang kuat dan penggambaran suasana pesantren yang otentik, Sang Kiai menjadi sebuah refleksi tentang hubungan antara agama, nasionalisme, dan perjuangan melawan penindasan.