Film drama erotis “Sanctuary” membawa kita ke dalam labirin hubungan yang kompleks antara Hal Porterfield, pewaris jaringan hotel mewah, dan Rebecca Marin, seorang dominatrix profesional. Pertemuan mereka yang awalnya tampak sebagai sesi role-playing yang dipesan Hal, dengan cepat berkembang menjadi medan pertempuran psikologis yang menegangkan, penuh dengan intrik, manipulasi, dan kejutan yang tak terduga.
Kisah dimulai di kamar hotel mewah tempat Hal menunggu Rebecca untuk sesi mereka. Namun, alih-alih skenario yang biasa, Rebecca mulai melontarkan pertanyaan yang semakin personal, mengarah pada inti dari kerentanan Hal. Ia mengungkapkan bahwa sesi ini bukan hanya tentang fantasi seksual, tapi juga tentang transisi Hal menjadi CEO perusahaan setelah kematian ayahnya. Ketegangan meningkat saat Rebecca, dengan tegas dan manipulatif, membawa Hal ke jurang keputusasaan, memaksanya untuk merendahkan diri dan membersihkan kamar mandi dalam keadaan setengah telanjang. Meskipun terhina, Hal mencapai klimaks, menunjukkan kompleksitas hasratnya yang terjalin dengan dinamika kekuasaan.
Setelah sesi yang intens, di luar peran mereka, Hal mencoba mengakhiri hubungan mereka. Ia merasa bahwa gaya hidup barunya sebagai CEO tidak lagi sesuai dengan interaksi mereka yang sebelumnya. Ia menawarkan jam tangan mahal sebagai hadiah perpisahan, namun Rebecca merasa diremehkan dan pergi dengan marah. Tak lama kemudian, Rebecca kembali dengan serangan balasan yang tak terduga. Menggunakan taktik bisnis yang dipelajari dari buku manajemen ayah Hal, ia menuduh Hal tidak layak menjadi CEO dan memerasnya dengan ancaman rekaman sesi mereka. Ia menuntut setengah dari gaji tahun pertamanya, sejumlah empat juta dolar, sebagai imbalan atas kerahasiaan rekaman tersebut.
Hal awalnya menunjukkan sikap tidak terpengaruh oleh ancaman tersebut, namun kemarahannya memuncak dan ia mengobrak-abrik kamar hotel untuk mencari kamera tersembunyi. Dalam kepanikan, Hal secara tidak sengaja tersetrum listrik. Terbaring di lantai, Rebecca dengan tenang mengamati bahwa Hal justru terangsang dalam situasi genting ini. Ia memperlihatkan sisi gelap dan manipulatifnya dengan mengatakan bahwa hubungan mereka hanyalah transaksional dan ia bisa saja membunuh Rebecca jika ia mau. Namun, alih-alih merasa takut, Rebecca justru tersentuh oleh pengakuan kejujuran Hal yang brutal ini. Ia pun memaksa Hal untuk berhubungan seks di bawah ancaman pisau, mengklaim bahwa ia akan hamil dan mengikat mereka berdua selamanya.
Konflik semakin memuncak ketika Hal hendak mengirimkan uang tebusan kepada Rebecca. Namun, sebelum Rebecca pergi, Hal menghentikannya di lift dan menuntut jaminan bahwa pemerasan ini tidak akan berlanjut tanpa batas. Rebecca menolak, bersikeras bahwa Hal tidak memiliki kendali atas dirinya. Hal menyeretnya kembali ke kamar dan memaksa Rebecca untuk mengungkapkan motif sebenarnya. Rebecca menunjukkan rekaman video rahasia mereka berdua, memperlihatkan bahwa ia telah merekam interaksi mereka dari awal. Hal yang putus asa mengikat Rebecca ke tiang ranjang dan memaksanya untuk menghapus rekaman tersebut. Di sinilah Rebecca mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan: ia telah berhenti dari pekerjaannya sebagai dominatrix dan meninggalkan tunangannya karena ia hanya merasa menjadi dirinya sendiri saat bersama Hal dalam sesi-sesi mereka. Bahkan ketika Hal menggunakan kata sandi aman mereka, “sanctuary,” Rebecca tetap bersikeras bahwa ini bukan lagi sekadar permainan.
Di titik nadir, Hal mengancam akan bunuh diri dan membunuh Rebecca. Rebecca menawarkan solusi terakhir: sebuah role-play final. Ia akan berperan sebagai ayah Hal yang bangkit dari kematian. Awalnya ragu, Hal akhirnya larut dalam permainan ini. Rebecca membimbingnya ke kamar mandi dan memintanya untuk mengucapkan kalimat yang membebaskan: “Aku tidak seperti kamu dan aku tidak akan pernah menjadi seperti kamu.” Hal mengikuti instruksi tersebut, mengucapkan kata-kata yang memberinya kekuatan baru: “Aku tidak seperti kamu dan aku tidak harus menjadi seperti kamu.” Keduanya berpelukan dan tertidur.
Keesokan paginya, Rebecca terbangun di lantai kamar mandi saat Hal membersihkan kamar. Saat mereka keluar bersamaan, Hal, yang akan menghadiri upacara penyerahan kendali perusahaan dari ibunya, membuat tawaran yang mengejutkan. Ia melamar Rebecca untuk menjadi CEO perusahaan, sehingga mereka bisa tetap dekat dan Rebecca bisa menjalani kehidupan sebagai wanita mandiri yang berkuasa. Ia menawarkan dukungan emosional, materi, dan seksual. Ketika Rebecca bertanya bagaimana ia akan menjelaskan hal ini kepada ibunya, Hal menjawab dengan sederhana bahwa ia akan mengatakan bahwa mereka jatuh cinta. Mereka berciuman, mengakhiri kisah yang penuh gejolak ini dengan resolusi yang tak terduga dan ambigu.