Film Salisiah Adaik mengangkat sebuah drama keluarga yang berakar kuat pada konflik adat dan tradisi Minangkabau. Cerita berpusat pada sepasang suami istri, Rustam (diperankan oleh Hengky Tarnando) dan Ros (Elly Kasim), serta anak-anak mereka yang mulai beranjak dewasa. Kehidupan keluarga ini mulai terusik ketika muncul perbedaan pandangan yang tajam mengenai pelaksanaan adat istiadat dalam konteks kehidupan modern, terutama terkait perjodohan dan harta pusaka. Istilah “Salisiah Adaik” sendiri merujuk pada perselisihan atau perbedaan pendapat dalam menjalankan aturan adat.
Konflik utama muncul ketika salah satu anak mereka menolak perjodohan yang telah diatur sesuai dengan tradisi keluarga dan adat setempat. Penolakan ini tidak hanya menimbulkan ketegangan antara anak dan orang tua, tetapi juga memicu perselisihan yang lebih luas di antara anggota keluarga besar dan pemangku adat. Film ini mencoba menggambarkan dilema yang dihadapi banyak keluarga Minang modern: bagaimana menyeimbangkan penghormatan terhadap warisan leluhur dengan tuntutan dan kebebasan individu di era sekarang. Perbedaan generasi dan interpretasi terhadap nilai-nilai adat menjadi sumber utama perseteruan.
Salisiah Adaik mengeksplorasi bagaimana kuatnya pengaruh adat dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Minangkabau, mulai dari hubungan kekerabatan, pembagian warisan (terutama harta pusaka tinggi), hingga tata cara pernikahan. Film ini menampilkan dialog-dialog yang kental dengan nuansa budaya Minang dan latar belakang keindahan alam Sumatera Barat. Melalui kisah keluarga Rustam dan Ros, penonton diajak untuk memahami kompleksitas adat Minangkabau dan bagaimana perselisihan adat dapat mempengaruhi keharmonisan sebuah keluarga. Perjuangan para karakter untuk mencari jalan tengah antara mempertahankan tradisi dan mengakomodasi perubahan zaman menjadi inti dari narasi drama keluarga ini.
