Film “Roald Dahl’s The Witches”, atau dikenal juga dengan judul “The Witches” saja, adalah sebuah tontonan yang memadukan fantasi gelap, komedi, dan sedikit sentuhan horor. Dirilis pada tahun 2020, film ini merupakan adaptasi kedua dari novel klasik anak-anak berjudul sama karya Roald Dahl yang terbit tahun 1983. Robert Zemeckis duduk di kursi sutradara sekaligus menjadi salah satu penulis naskah bersama Kenya Barris dan Guillermo del Toro, menjanjikan sebuah interpretasi modern dari kisah penyihir yang ikonik.
Dibuka dengan narasi dari Chris Rock, kita dibawa ke tahun 1968 di Alabama. Seorang bocah laki-laki yang tak disebutkan namanya harus tinggal bersama neneknya setelah tragedi kecelakaan merenggut nyawa kedua orang tuanya. Di tengah duka, sang nenek berusaha menghibur cucunya, bahkan memberinya seekor tikus peliharaan yang diberi nama Daisy. Keseharian mereka perlahan kembali ceria, sampai suatu hari, pengalaman tak mengenakkan di sebuah toko mengubah segalanya.
Saat sang bocah sedang mencari paku untuk membuat rumah bagi Daisy, ia didatangi oleh seorang wanita misterius yang menawarkan permen dan seekor ular. Untungnya, neneknya memanggilnya tepat waktu, dan wanita mencurigakan itu menghilang seketika. Dari sinilah sang bocah mulai mengetahui bahwa penyihir itu nyata. Neneknya bercerita tentang teman masa kecilnya, Alice, yang dikutuk menjadi ayam oleh penyihir. Ketakutan akan ancaman penyihir, mereka memutuskan untuk menginap di sebuah hotel mewah tempat sepupu neneknya bekerja sebagai kepala koki.
Di hotel tersebut, neneknya mengajarkan cara membedakan penyihir asli dari wanita biasa. Penyihir memiliki kuku cakar yang disembunyikan di balik sarung tangan, kepala botak yang ditutupi wig yang menyebabkan gatal, kaki persegi tanpa jari, mulut lebar yang bisa menganga hampir sampai telinga, dan indra penciuman tajam dengan lubang hidung yang bisa memanjang untuk mengendus anak-anak.
Suatu hari, saat berlatih trik untuk Daisy di ruang konferensi hotel yang kosong, sang bocah tak sengaja menyaksikan pertemuan rahasia para penyihir. Dipimpin oleh Grand High Witch yang sangat berkuasa, mereka merencanakan untuk mengubah semua anak di dunia menjadi tikus dengan ramuan ajaib yang akan dicampur dalam permen.
Grand High Witch mendemonstrasikan rencananya pada Bruno, seorang bocah rakus yang sebelumnya diberi cokelat Swiss berisi ramuan. Bruno berubah menjadi tikus, dan para penyihir berusaha menginjaknya. Daisy, dengan berani, menyelamatkan Bruno dan membawanya ke tempat persembunyian bocah itu. Namun, Grand High Witch menemukan bocah itu dan mengubahnya menjadi tikus juga. Daisy kembali menyelamatkannya dengan menggigit jari penyihir tersebut.
Daisy ternyata juga merupakan korban penyihir, dulunya seorang gadis yatim piatu bernama Mary. Bersama Bruno, mereka bertiga, dalam wujud tikus, menemui nenek dan menceritakan rencana jahat para penyihir. Mereka mengetahui bahwa Grand High Witch menginap di kamar hotel tepat di bawah kamar mereka.
Dengan keberanian dan kecerdikan, ketiga tikus ini menyusun rencana untuk mencuri ramuan penyihir agar nenek bisa membuat penawarnya. Meskipun penawar tersebut tidak berhasil dibuat, mereka memutuskan untuk menggunakan ramuan itu untuk membalas dendam. Ramuan tersebut dimasukkan ke dalam sup kacang polong yang akan disajikan untuk makan malam para penyihir.
Semua penyihir, kecuali Grand High Witch, meminum sup tersebut dan perlahan berubah menjadi tikus. Grand High Witch menyadari bahwa ia pernah bertemu nenek sebelumnya, dialah penyihir yang mengubah Alice menjadi ayam. Sementara para tikus mencuri kunci kamar Grand High Witch, para penyihir yang berubah menjadi tikus mulai menimbulkan kekacauan.
Nenek dan ketiga tikus itu menuju kamar Grand High Witch. Nenek berencana menghancurkan semua ramuan penyihir. Grand High Witch muncul dan mencoba menyerang nenek, namun para tikus melindungi nenek dan berhasil membuat Grand High Witch meminum ramuannya sendiri, mengubahnya menjadi tikus. Mereka menjebaknya dalam ember es. Sebelum pergi, nenek mengambil koper berisi uang milik Grand High Witch dan melepaskan kucing peliharaannya, Hades. Hades akhirnya membunuh Grand High Witch.
Karena tidak mungkin kembali ke kehidupan normal sebagai manusia, sang bocah tikus, Mary, dan Bruno menjadi keluarga bersama nenek. Mereka menggunakan uang dari Grand High Witch untuk berkeliling dunia, memperingatkan anak-anak tentang bahaya penyihir dan cara menghadapinya.
