Qorin: Teror Bayangan Diri di Balik Ketaatan Siswi Asrama
Sekolah asrama Rodiatul Jannah tampak seperti institusi pendidikan pada umumnya, menjunjung tinggi kedisiplinan dan nilai-nilai keagamaan. Di tengah lingkungan yang teratur ini, hiduplah Zahra, seorang siswi tingkat tiga yang selalu menjadi kebanggaan sekolah. Dikenal sebagai siswi teladan dengan segudang prestasi, Zahra memiliki satu ambisi utama: meraih nilai terbaik. Keinginannya untuk selalu tampil sempurna dan mendapatkan pujian membuatnya bersedia menuruti arahan gurunya, Ustad Jaelani, tanpa banyak bertanya, demi menjamin masa depannya yang cemerlang.
Namun, ketaatan Zahra ini membawanya pada serangkaian tugas yang tak biasa. Salah satu tugas pertama yang harus diembannya adalah mendampingi dan mengawasi Yolanda, siswi baru yang datang dengan reputasi nakal dan sulit diatur. Meskipun awalnya berat, Zahra berusaha menjalankan tugas ini sebaik mungkin. Namun, tugas yang jauh lebih mencengangkan datang kemudian. Ustad Jaelani memberi arahan kepada Zahra untuk mengajak beberapa siswi lainnya melakukan sebuah ritual, ritual yang bertujuan untuk memanggil sosok yang dikenal sebagai Qorin.
Setelah menjalankan kedua arahan yang tak biasa ini, terutama ritual pemanggilan Qorin, Zahra dan para siswi yang terlibat mulai merasakan kehadiran yang mencekam dan mengalami kejadian-kejadian mistis yang mengganggu ketenangan mereka. Sosok yang menghantui mereka bukanlah entitas sembarangan, melainkan Jin Qorin, jin pendamping yang dikatakan menyerupai diri mereka masing-masing. Penampakan dan interaksi dengan bayangan diri supranatural ini membawa dampak horrific.
Kehadiran Jin Qorin ini secara perlahan tapi pasti mulai mengambil alih kehidupan para siswi. Bayangan diri yang jahat itu tidak hanya menakut-nakuti, tetapi juga mulai mendorong mereka melakukan perbuatan dosa yang sebelumnya tak terpikirkan, melanggar norma dan ajaran yang selama ini mereka anut di sekolah asrama. Kendali atas diri mereka pun semakin rapuh, terancam sepenuhnya diambil alih oleh entitas Qorin yang menyerupai mereka. Teror yang berawal dari sebuah ketaatan dan tugas tak terduga kini menjadi ancaman nyata yang mengintai jiwa para siswi Rodiatul Jannah.