Putin, film berbahasa Inggris yang digarap oleh sutradara asal Polandia, Patryk Vega ini, menjanjikan sebuah sajian sinematik yang berani dan mendalam mengenai perjalanan hidup salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia modern, Vladimir Putin.
“Putin” tidak hanya sekadar film biografi biasa. Vega tampaknya ingin membawa penonton menyelami kompleksitas kehidupan Putin, mulai dari masa kecilnya di Leningrad, yang kini dikenal sebagai St. Petersburg, Rusia. Masa kecil yang keras di era Soviet pasca-Perang Dunia II, membentuk karakter dan pandangan dunia seorang Vladimir Putin. Film ini akan mengupas tuntas bagaimana lingkungan dan pengalaman masa lalunya, turut andil dalam membentuk sosoknya saat ini.
Perjalanan hidup Putin kemudian berlanjut ke fase yang sangat menarik, yakni rekrutmennya ke dalam KGB, badan intelijen Uni Soviet yang legendaris. “Putin” akan menggambarkan bagaimana Putin ditempa menjadi seorang agen intelijen selama era Perang Dingin. Pengalaman ini tentu saja menjadi babak penting dalam hidupnya, membekalinya dengan berbagai keterampilan dan pemahaman strategis yang kelak sangat berguna dalam karir politiknya.
Bagian terpenting dari film ini tentu saja adalah penggambaran perjalanan politik Putin hingga mencapai puncak kekuasaan sebagai Presiden Rusia. Film ini akan menyoroti berbagai tonggak penting dalam karir politiknya, momen-momen krusial yang membentuk kepemimpinannya, dan bagaimana ia berhasil menduduki kursi nomor satu di Rusia. Kita akan diajak untuk menyaksikan bagaimana seorang mantan agen KGB, bertransformasi menjadi pemimpin negara adidaya.
Namun, yang paling mengejutkan dan mungkin menjadi daya tarik utama film “Putin” ini adalah, film ini tidak akan berakhir pada titik saat Putin berkuasa. Justru, film ini dikabarkan akan mengakhiri ceritanya dengan sebuah gambaran fiktif mengenai kematian Vladimir Putin.