Film Presence, disutradarai oleh Steven Soderbergh, nama besar di balik film-film inovatif, dan ditulis oleh David Koepp, Presence menawarkan pengalaman menonton yang unik dan mencekam. Film ini dibintangi oleh Lucy Liu, Chris Sullivan, dan Callina Liang, dan telah tayang perdana di Festival Film Sundance sebelum akhirnya dirilis di bioskop Amerika Serikat pada tanggal 24 Januari 2025. Meskipun diproduksi dengan anggaran yang relatif kecil, Presence berhasil meraih ulasan positif dan mencatatkan kesuksesan box office yang lumayan.
Keunikan utama Presence terletak pada sudut pandangnya. Seluruh film diceritakan dari perspektif “Presence,” entitas poltergeist yang menghuni sebuah rumah suburban besar yang baru ditinggali oleh keluarga Payne. Kita sebagai penonton diajak menyaksikan segala kejadian melalui mata hantu tersebut, dalam serangkaian long take yang imersif dan tanpa jeda. Teknik ini memberikan kesan voyeuristik yang kuat, seolah kita benar-benar hadir sebagai entitas tak terlihat di rumah tersebut.
Keluarga Payne sendiri terdiri dari Rebekah (ibu), Chris (ayah), Tyler (kakak laki-laki), dan Chloe (adik perempuan). Kepindahan mereka ke rumah baru ini justru membuka tabir permasalahan keluarga yang terpendam. Perkawinan Rebekah dan Chris berada di ujung tanduk. Rebekah digambarkan sebagai sosok yang dominan dan tengah terjerat kasus kejahatan kerah putih, sementara Chris cenderung pasif dan berencana meninggalkan Rebekah untuk menghindari masalah hukum. Dinamika antar anak pun tak kalah pelik. Rebekah nampak lebih memanjakan Tyler, seorang atlet renang yang arogan, sementara Chloe seolah diabaikan. Sebaliknya, Chris lebih dekat dengan Chloe yang masih berduka atas kematian sahabatnya, Nadia.
Chloe, yang paling sensitif di antara anggota keluarga, mulai merasakan kehadiran “Presence” di rumah tersebut. Ia bahkan meyakini bahwa entitas itu adalah arwah Nadia. Sementara itu, Tyler, sang kakak, justru bersikap skeptis dan meremehkan semua kejadian aneh yang terjadi. Tyler kemudian berteman dengan Ryan, seorang pemuda yang langsung menunjukkan ketertarikan pada Chloe. Hubungan Chloe dan Ryan berkembang menjadi rumit, diwarnai dengan percakapan tentang kehilangan dan trauma, hingga Chloe mengalami breakdown emosional.
Peristiwa demi peristiwa aneh terus terjadi. “Presence” seolah berusaha berkomunikasi dan melindungi Chloe. Ketika Tyler melakukan tindakan tidak terpuji pada seorang teman sekelas, “Presence” mengamuk di kamar Tyler, mengungkap keberadaannya kepada seluruh keluarga. Chris, yang mulai merasa khawatir, menghubungi agen real estate yang menjual rumah tersebut. Agen tersebut merekomendasikan seorang medium, yang kemudian menjelaskan bahwa “Presence” terperangkap dalam dimensi waktu yang berbeda dan mungkin berusaha mencegah suatu kejadian di masa depan.
Puncak ketegangan terjadi ketika Ryan merencanakan niat jahat terhadap Chloe. “Presence” berusaha keras untuk mencegahnya, namun kekuatan jahat Ryan tampaknya lebih kuat. Dalam pertarungan terakhir, terungkaplah kebenaran yang mengejutkan tentang identitas “Presence” yang selama ini menghantui keluarga Payne. Akhir film ini akan membuat penonton merenungkan kembali seluruh rangkaian kejadian dari sudut pandang yang sama sekali baru.
