Film horor “Piglet” membawa kita ke dalam hutan belantara yang tenang, tempat di mana sekelompok sahabat merencanakan perayaan ulang tahun ke-21 Kate yang tak terlupakan. Suasana ceria dan keakraban di antara mereka dengan cepat sirna ketika teror mulai muncul dalam wujud yang tak terbayangkan. Di tengah malam yang sunyi, mereka berhadapan dengan Piglet, sesosok makhluk mengerikan hasil persilangan manusia dan babi yang haus darah.
Malam yang seharusnya penuh tawa berubah menjadi mimpi buruk ketika Piglet dengan brutal merenggut nyawa salah satu sahabat mereka. Kejadian mengerikan ini memaksa kelompok tersebut untuk tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga mencari tahu asal-usul monster yang meneror mereka. Di tengah kepanikan dan ketakutan, mereka mulai menggali masa lalu Piglet, mengungkap rahasia kelam yang lebih mengerikan dari yang mereka bayangkan.
Kate, sang tokoh utama yang sedang berulang tahun, mendapati dirinya terhubung dengan masa lalu Piglet secara tak terduga. Ia menyadari bahwa untuk dapat selamat dari kejaran pembunuh tanpa henti ini, ia harus menghadapi trauma dan kenangan pahit yang selama ini ia kubur dalam-dalam. Perjalanan bertahan hidup Kate bukan hanya pertarungan fisik melawan monster, tetapi juga pertarungan batin melawan demons masa lalunya sendiri.
“Piglet” menjanjikan pengalaman menegangkan yang memacu adrenalin. Film ini bukan hanya menyajikan adegan-adegan kekerasan yang intens, tetapi juga menyelami sisi psikologis karakter-karakternya saat mereka berjuang untuk tetap hidup di tengah teror yang mencekam. Dengan latar belakang hutan yang gelap dan misterius, “Piglet” berhasil menciptakan atmosfer horor yang kental dan membuat penonton terus bertanya-tanya, apakah Kate dan teman-temannya mampu lolos dari cengkeraman Piglet dan mengungkap kebenaran di balik keberadaan monster tersebut?
