Petak Umpet: Ketika Permainan Masa Kecil Berubah Jadi Teror
Permainan petak umpet seharusnya identik dengan tawa riang dan keceriaan masa kecil. Namun, dalam kisah bertajuk Petak Umpet, permainan sederhana itu berubah menjadi pintu gerbang menuju ketegangan dan kengerian yang tak terbayangkan. Cerita ini dimulai ketika Sari, seorang adik kecil, ingin ditemani bermain oleh kakaknya, Rahman. Sayangnya, Rahman yang lebih tertarik pada dunia game di ponselnya, menyuruh Sari bermain petak umpet bersama teman-temannya.
Sari pun larut dalam permainan, sementara Rahman tetap asyik dengan gawainya, sesekali menunggui adiknya dari jauh. Segalanya tampak normal, hingga Sari memilih tempat persembunyian yang tak terduga dan tak seharusnya: sebuah rumah tua yang telah lama kosong dan dikenal angker oleh penduduk sekitar.
Waktu berlalu, namun Sari tak kunjung muncul dari persembunyiannya. Kekhawatiran mulai menjalari, berubah menjadi kepanikan ketika berbagai upaya pencarian tak membuahkan hasil. Desas-desus di antara warga pun mulai menyeruak, menyebut nama sosok mengerikan dari urban legend Indonesia yang kerap menculik anak-anak yang kurang perhatian. Nama itu adalah Wewe Gombel.
Rahman, yang pada awalnya tidak memahami siapa atau apa Wewe Gombel itu, terpaksa mencari tahu. Ia menggali informasi tentang legenda urban tersebut dan menemukan fakta yang membuat hatinya menciut sekaligus diliputi rasa bersalah yang mendalam. Wewe Gombel, menurut cerita yang beredar, memang mengincar anak-anak yang diabaikan, anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian penuh dari keluarganya.
Kebenaran pahit ini menghantam Masayu, ibu Rahman dan Sari, dengan telak. Hatinya hancur mendengar kemungkinan terburuk. Rahman, yang merasa bertanggung jawab atas hilangnya Sari karena kealpaannya, mengambil keputusan drastis dan nekat. Ia harus masuk ke dalam rumah tua tempat Sari terakhir kali terlihat bersembunyi.
Rumah itu memiliki sejarah kelam, konon pernah menjadi saksi bisu tragedi mengerikan di masa lalu yang dipicu oleh kasus perselingkuhan. Dikenal angker dan berbahaya, rumah itu menjadi lokasi terakhir yang ingin dituju siapapun. Namun, demi adiknya, Rahman tak gentar. Ditemani dua sahabat setianya, Rinto dan Shila, ia memberanikan diri melangkahkan kaki ke dalam kegelapan rumah tua itu.
Mereka bertiga memasuki jantung kengerian, berharap menemukan Sari dan membawanya kembali ke pelukan ibunya. Namun, begitu mereka berada di dalam, situasi berubah 180 derajat. Rumah angker itu ternyata menyimpan rahasia yang jauh lebih menyeramkan. Misi penyelamatan Sari seketika berubah menjadi pertaruhan nyawa. Rahman, Rinto, dan Shila kini menemukan bahwa bukan hanya Sari yang membutuhkan pertolongan, tetapi diri mereka sendirilah yang terjebak dan harus berjuang untuk bisa keluar dari rumah itu hidup-hidup. Kisah Petak Umpet mengungkap bahwa terkadang, teror terbesar datang dari tempat yang paling tidak terduga, dipicu oleh kelalaian yang sepele.
