Pelangi Tanpa Warna adalah sebuah drama keluarga yang menguras emosi, mengangkat tema penyakit Alzheimer dan dampaknya terhadap hubungan suami istri. Cerita berfokus pada pasangan suami istri paruh baya, Fedi dan Kirana, yang telah membangun rumah tangga harmonis selama bertahun-tahun. Kebahagiaan mereka perlahan memudar ketika Kirana mulai menunjukkan gejala-gejala awal penyakit Alzheimer.
Awalnya hanya lupa hal-hal kecil, namun kondisi Kirana semakin memburuk seiring waktu. Ia mulai kehilangan ingatan jangka pendek maupun jangka panjang, mengalami perubahan suasana hati yang drastis, dan kesulitan mengenali orang-orang terdekatnya, termasuk Fedi, suaminya sendiri. Fedi dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa istri yang sangat ia cintai perlahan ‘menghilang’ di depan matanya.
Ia harus belajar menerima kondisi Kirana dan beradaptasi dengan perubahan besar dalam dinamika rumah tangga mereka. Peran Fedi berubah dari sekadar suami menjadi perawat utama bagi Kirana. Ia harus menghadapi tantangan merawat pasien Alzheimer dengan sabar, mulai dari membantu aktivitas sehari-hari, menghadapi ledakan emosi Kirana, hingga menahan sakit hati ketika Kirana tidak lagi mengenalinya.
Pelangi Tanpa Warna menggambarkan perjuangan Fedi dalam merawat Kirana dengan penuh cinta dan kesetiaan, meskipun kenangan indah mereka bersama perlahan terhapus. Film ini menyoroti beban emosional dan fisik yang ditanggung oleh keluarga penderita Alzheimer, serta kekuatan cinta dan komitmen dalam menghadapi ujian terberat dalam pernikahan. Kisah ini menjadi pengingat tentang kerapuhan memori dan pentingnya menghargai kebersamaan.