Musim Giling Tebu Berubah Mengerikan di Pabrik Gula
Musim panen tebu selalu membawa hiruk pikuk tersendiri. Ratusan orang dari desa-desa sekitar siap merantau sementara, mengadu nasib sebagai buruh musiman demi mengais rezeki di musim giling. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebuah Pabrik Gula membuka pintu bagi para pekerja temporer ini, termasuk sekumpulan anak muda seperti Endah, Fadhil, Dwi, Hendra, Wati, Naning, dan Franky, yang berangkat bersama puluhan orang lainnya dengan harapan mendapatkan penghasilan tambahan.
Awal kedatangan di Pabrik Gula terasa biasa saja. Aktivitas pabrik yang sibuk, deru mesin penggiling, dan kehidupan sederhana di mes para buruh menjadi rutinitas harian. Semua berjalan wajar, tanpa tanda-tanda keanehan sedikit pun. Para buruh fokus pada pekerjaan mereka, berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan proses penggilingan tebu di puncak musim panen.
Namun, ketenangan itu perlahan terkoyak oleh kejadian yang tak terduga. Suatu malam yang sunyi, Endah terbangun dan didorong firasat aneh untuk keluar dari mes. Ia melihat sosok misterius, bayangan yang bergerak dalam gelap, dan rasa penasaran membuatnya nekad membuntuti. Apa yang dilihatnya malam itu menjadi titik balik.
Sejak kejadian malam Endah, suasana di lingkungan Pabrik Gula berubah drastis. Teror mulai merayap, mengintai para buruh. Dimulai dari kecelakaan kerja yang menimpa salah satu rekan mereka secara tidak wajar, hingga puncaknya, seorang buruh ditemukan tewas secara mengenaskan di area sumur belakang pabrik. Ketakutan menyebar seperti api, mengubah suasana kerja yang tadinya biasa menjadi mencekam.
Di tengah kepanikan dan misteri yang menyelimuti, sebuah kebenaran mengerikan terungkap: Pabrik Gula tersebut ternyata berdiri berdampingan dengan sebuah “kerajaan demit” atau entitas supranatural. Entah apa pemicunya, sesuatu telah membuat para demit murka. Dan kini, kemarahan mereka beruntut pada satu tujuan yang mengerikan: mereka menuntut nyawa para buruh sebagai bayarannya. Apa yang dimulai sebagai pekerjaan musiman demi mencari sesuap nasi, kini berubah menjadi perjuangan hidup atau mati melawan kekuatan gaib yang tak terlihat dan menuntut balasan.