Saat Cinta Berlabuh di Labuan Bajo: Kisah Nona Manis Sayange
Kepulangan selalu menyimpan kejutan, terutama setelah sekian lama merantau di negeri orang. Itulah yang dirasakan Sikka, gadis Bajo yang akhirnya menginjakkan kaki kembali di tanah kelahirannya, Labuan Bajo, usai menuntaskan studi di Belanda. Namun, kejutan terbesar bukan hanya pesona alam Labuan Bajo yang makin memukau, melainkan pertemuan tak terduga dengan Akram, sahabat lamanya semasa kecil yang kini ada di hadapannya.
Akram, yang masa kecilnya sebagian dihabiskan jauh dari Labuan Bajo, ternyata juga kembali. Reuni itu menjadi momen berharga bagi Sikka dan Akram. Segala rindu yang terpendam selama bertahun-tahun luruh dalam tawa dan cerita. Untuk mengenang kembali jejak masa kecil mereka, keduanya pun memutuskan menjelajahi sudut-sudut Labuan Bajo. Keindahan alam bahari yang memukau menjadi saksi bisu kebersamaan mereka, diwarnai canda dan tawa sepanjang hari.
Di tengah pesona Labuan Bajo yang memikat hati, kedekatan Sikka dan Akram tak hanya membangkitkan kenangan, tapi juga menumbuhkan benih-benih cinta. Perasaan itu kian menguat, membawa mereka pada babak baru dalam hubungan mereka. Akram pun memberanikan diri menemui ayah Sikka. Namun, pertemuan pertama itu justru menjadi awal kerumitan yang tak terduga.
Ayah Sikka, seorang pengusaha sukses dari keluarga terpandang, ternyata memiliki pandangan berbeda. Ia tidak dapat merestui hubungan Sikka dan Akram. Perbedaan status sosial menjadi tembok tebal yang sulit ditembus. Akram yang berasal dari keluarga pelaut biasa dipandang tak sepadan dengan Sikka yang tumbuh di tengah kemewahan. Ayah Sikka pun berusaha keras memisahkan cinta dua insan ini. Kisah dalam Nona Manis Sayange ini pun menyoroti perjuangan cinta yang harus menghadapi tantangan realita dan restu keluarga.