Film MaXXXine membawa penonton kembali ke Los Angeles yang gemerlap namun berbahaya pada tahun 1985, sebuah era yang juga dilanda kengerian pembunuhan berantai Night Stalker. Di tengah hiruk pikuk industri hiburan, kita bertemu dengan Maxine Minx, seorang aktris film dewasa yang memiliki satu ambisi besar: menembus industri film arus utama Hollywood dan menjadi bintang.
Langkah pertama Maxine menuju impian itu tampaknya terwujud ketika ia berhasil mendapatkan peran utama dalam film horor baru berjudul The Puritan II. Ini adalah pencapaian signifikan baginya, mengingat semua kredit filmnya sebelumnya berasal dari film dewasa. Ia berbagi kabar bahagia ini dengan teman-temannya, termasuk Leon dan Amber James. Namun, di balik kegembiraan itu, bayangan kelam mulai mengintai.
Masa lalu Maxine seketika datang kembali menghantuinya. Sebuah rekaman video VHS yang berisi film dewasa buatan Maxine bersama teman-temannya yang kini telah meninggal tiba-tiba muncul di hadapannya. Rekaman itu tampaknya dikirim oleh sesosok misterius berpakaian kulit yang diam-diam mengawasinya dengan penuh kemarahan. Tak hanya itu, Maxine juga menghadapi ancaman fisik langsung dari sosok tak dikenal lainnya.
Kengerian semakin meningkat ketika teman-teman dan kolega Maxine, seperti Amber dan Tabby, ditemukan tewas secara brutal. Tubuh mereka dimutilasi dan ditandai dengan simbol-simbol Satanic, menambah aura misteri dan ketakutan yang menyelimuti Hollywood saat itu.
Ketika Maxine mencoba menavigasi dunia yang semakin berbahaya ini, seorang detektif swasta bernama John Labat tiba-tiba muncul. Labat mengetahui tentang kejahatan masa lalu Maxine dan mencoba memerasnya, menuntutnya untuk bertemu dengan majikannya atau menghadapi konsekuensi hukum. Di saat yang sama, detektif LAPD, Williams dan Torres, mulai menginterogasinya terkait pembunuhan Amber dan Tabby, meskipun Maxine menolak memberikan jawaban.
Maxine tidak menyerah di bawah tekanan. Ia bertekad untuk tetap fokus pada perannya di The Puritan II, mencari dukungan dari agennya, Teddy Knight. Namun, bahaya terus merapat. Leon, temannya yang setia, juga menjadi korban keganasan sang pembunuh, disembelih dengan kejam di toko videonya. Maxine menyadari bahwa dia adalah target utama, dan nyawanya terancam serius.
Dalam upayanya untuk bertahan hidup dan melindungi dirinya, Maxine menunjukkan ketangguhan yang luar biasa. Ia berhadapan langsung dengan Labat, yang berakhir dengan cara brutal bagi detektif swasta tersebut, menegaskan bahwa Maxine tidak akan menjadi mangsa yang mudah.
Petunjuk yang ditinggalkan Labat akhirnya membawa Maxine ke sebuah rumah di Hollywood Hills. Di sana, ia menemukan kengerian yang tak terbayangkan. Ia menemukan potongan tubuh Molly Bennett, bintang film The Puritan pertama, dan kebenaran mengerikan terungkap: bahwa pembunuhan berantai ini dilakukan oleh ayahnya sendiri, Ernest Miller. Miller bukanlah sosok biasa, melainkan seorang televangelis fanatik yang dibantu oleh para pengikutnya.
Motif Miller sangat mengerikan. Ia dan para pengikutnya merekam pembunuhan tersebut sebagai ‘film snuff’ yang ia yakini akan mengekspos “sifat dosa dan korup” Hollywood. Dalam pandangannya yang menyimpang, ia mencoba “menyelamatkan” Maxine dengan melakukan eksorsisme impromptu padanya, yang juga ia rekam.
Namun, rencana gila Miller terganggu oleh kedatangan detektif Williams dan Torres, yang memicu baku tembak brutal. Di tengah kekacauan itu, Maxine berhasil membebaskan diri. Meskipun para detektif terluka parah saat mengejar Miller, Maxine mengambil alih. Dengan sebuah senapan, ia akhirnya menghadapi ayahnya yang terluka di dekat tulisan Hollywood yang ikonik. Setelah sejenak membayangkan dirinya sebagai pahlawan yang dielu-elukan, Maxine kembali ke kenyataan dan menembak ayahnya, menyatakan bahwa Miller telah memberinya “intervensi ilahi” yang ia butuhkan.
Satu bulan kemudian, Maxine masih sibuk dengan produksi The Puritan II. Ambisinya untuk meraih kesuksesan besar di Hollywood tetap membara. Setelah selamat dari serangkaian kengerian, ia berharap masa kejayaannya di industri film tidak akan pernah berakhir.
