Film semi filipina dengan judul Maliko, ceritanya berpusat pada seorang perwakilan medis (med rep) yang memiliki orientasi seksual cair dan cenderung bermain-main dengan hasratnya. Ia ditugaskan ke kota kecil bernama Maliko. Alih-alih fokus pada pekerjaan, kedatangannya di Maliko tampaknya lebih didorong oleh pencarian pengalaman seksual yang baru dan menggairahkan.
Di sana, ia bertemu dan berteman dengan sepasang kekasih yang menarik perhatiannya: seorang gadis lokal yang mempesona dan kekasihnya. Dengan pesona dan kelihaiannya, sang med rep perlahan masuk ke dalam kehidupan mereka, membangun kedekatan yang disengaja hingga pasangan muda ini tanpa sadar terjebak dalam perangkap hasratnya.
Sang med rep mulai memainkan ‘permainan’ yang berbahaya, memanfaatkan daya tarik dan kerentanan pasangan tersebut untuk memuaskan hasrat seksualnya yang dalam dan kompleks. Ia tidak hanya mengincar salah satu dari mereka, melainkan memainkan dinamika ketiganya, memanipulasi emosi dan gairah mereka demi kesenangan pribadinya. Bagi sang med rep, mereka bukanlah pasangan yang dicintai atau dihormati, melainkan sekadar pion dalam petualangan seksualnya yang penuh intrik dan gairah di kota kecil Maliko.
Film semi ini mengeksplorasi tema manipulasi dan eksploitasi seksual, menampilkan bagaimana karakter utama menggunakan orang lain sebagai alat untuk mencapai kepuasan seksualnya sendiri, menjadikan pasangan tersebut objek dalam permainan yang ia ciptakan.