Malam Para Jahanam: Perjalanan yang seharusnya hanya mengantar jenazah kakek ke peristirahatan terakhir di desa Winongo berubah menjadi mimpi buruk bagi Rendi, Martin, dan Siska. Begitu tiba di desa terpencil itu, mereka segera merasakan aura aneh dan mencekam yang menyelimuti setiap sudutnya. Desa Winongo ternyata menyimpan sejarah kelam, menjadi saksi bisu konflik berdarah yang terjadi pada tahun 1965, di tengah pusaran peristiwa G30S/PKI.
Konflik tragis antara kelompok santri dan pemuda komunis di masa itu meninggalkan luka mendalam dan dendam yang tak terselesaikan. Trauma dan kemarahan dari masa lalu itu rupanya masih bergentayangan dalam wujud arwah-arwah penasaran yang kini menghantui desa. Rendi dan kawan-kawan terjebak di tengah teror mistis yang mengerikan, yang puncaknya terjadi selama tiga malam penuh bahaya.
Mereka bukan hanya berusaha bertahan dari serangan arwah-arwah penuh dendam, tetapi juga harus berlomba dengan waktu untuk mengungkap misteri di balik gangguan gaib ini. Melalui petunjuk-petunjuk yang mereka temukan, perlahan terkuak bahwa tragedi 1965 di Winongo tidak hanya sekadar sejarah desa, melainkan juga memiliki kaitan erat dengan masa lalu keluarga Rendi sendiri. Dendam yang berakar puluhan tahun lalu kini menuntut balasan, melibatkan mereka ke dalam pusaran peristiwa supranatural yang mengancam jiwa.
Kisah ini menghadirkan pengalaman yang berbeda, menggabungkan ketegangan supranatural dengan latar belakang sejarah kelam Indonesia. Masa lalu yang berdarah di tahun 1965 menjadi fondasi yang kuat bagi teror yang dialami Rendi, Martin, dan Siska, menunjukkan bagaimana luka sejarah dapat terus menghantui generasi berikutnya dalam wujud yang paling mengerikan.
