Lukisan Berlumur Darah (1988) adalah sebuah karya supranatural dari era akhir 80-an yang judulnya sendiri sudah mengisyaratkan adanya unsur misteri dan kengerian terkait sebuah karya seni. Film-film dari periode ini seringkali menampilkan ratu supranatural Indonesia, Suzanna, meskipun keterlibatannya dalam film spesifik ini perlu diverifikasi. Cerita kemungkinan besar berpusat pada sebuah lukisan antik atau misterius yang ditemukan atau dibeli oleh karakter utama. Lukisan tersebut mungkin tampak indah pada awalnya, namun ternyata menyimpan sejarah kelam atau dikuasai oleh kekuatan gaib.
Plot Lukisan Berlumur Darah (1988) bisa jadi berkembang ketika pemilik baru lukisan tersebut mulai mengalami kejadian-kejadian aneh dan menakutkan. Mungkin lukisan itu ‘hidup’ pada malam hari, gambarnya berubah, atau mengeluarkan suara-suara aneh. Lebih jauh lagi, lukisan tersebut bisa jadi membawa kutukan bagi pemiliknya atau orang-orang di sekitarnya, menyebabkan nasib buruk, kesialan, atau bahkan kematian misterius. Penampakan sosok hantu yang terkait dengan lukisan, mungkin arwah sang pelukis atau model dalam lukisan yang meninggal tragis, menjadi elemen teror utama. Para karakter harus berusaha mengungkap rahasia di balik lukisan tersebut untuk menghentikan teror.
Film Lukisan Berlumur Darah (1988) akan mengeksplorasi tema objek terkutuk, balas dendam arwah melalui medium seni, dan misteri masa lalu yang belum terselesaikan. Para protagonis mungkin harus mencari tahu siapa pelukisnya, siapa sosok dalam lukisan itu, dan bagaimana lukisan itu menjadi berhantu. Upaya untuk menghancurkan lukisan atau menenangkan arwah yang terperangkap di dalamnya menjadi puncak perjuangan mereka. Dengan atmosfer khas supranatural era 80-an, lengkap dengan efek visual sederhana namun efektif pada masanya, Lukisan Berlumur Darah (1988) menyajikan kisah tentang bagaimana sebuah benda indah dapat menjadi sumber malapetaka gaib.