Menyingkap Tirai Rahasia di Balik Kepulangan Zia ke Desa
Zia, wanita muda yang telah lama menetap di kota, merasakan panggilan kuat untuk kembali ke akar keluarganya. Jauh dari hiruk pikuk metropolitan, hatinya tertuju pada desa tempat ia dibesarkan, khususnya pada pusara sang ibunda tercinta. Keputusan untuk melakukan ziarah ini, sayangnya, tidak disambut baik oleh semua pihak. Sang kakek, Danang, justru menunjukkan penolakan keras, melarang Zia kembali seolah ada sesuatu yang sangat penting yang harus tetap tersembunyi darinya.
Namun, tekad Zia sudah bulat. Ia tetap melangkahkan kaki menuju desa, berharap bisa menemukan kedamaian di makam ibunya dan mungkin, sedikit jawaban atas larangan aneh kakeknya. Setibanya di sana, Zia mendapati bahwa bukan hanya sang kakek yang menolaknya. Warga desa pun menunjukkan sikap dingin dan penuh curiga, semakin memperkuat firasat Zia bahwa ada rahasia besar yang sedang ditutup-tutupi darinya. Udara desa terasa berat, dipenuhi bisik-bisik yang tidak sampai ke telinganya namun getarannya terasa kuat.
Pencarian kebenaran yang tanpa disadari telah dimulai ini membawa Zia semakin jauh ke dalam pusaran misteri. Rahasia keluarga yang dijaga rapat-rapat oleh kakek dan warga desa perlahan mulai menunjukkan wujudnya. Titik kunci dari semua teka-teki ini ternyata berkaitan erat dengan sebuah nama, sebuah entitas, atau kekuatan misterius yang dikenal sebagai Kromoleo.
Dalam sebuah momen genting, Zia akhirnya harus berhadapan langsung dengan Kromoleo. Perjumpaan inilah yang menjadi puncak dari segala penolakan dan misteri yang menyelimutinya sejak ia memutuskan untuk kembali ke desa. Di hadapan Kromoleo, tabir yang selama ini menutupi kebenaran terangkat. Misteri yang menyebabkan kakeknya melarangnya pulang dan warga desa menjauhinya, segala rahasia yang disembunyikan dari Zia, akhirnya tersingkap. Perjalanan Zia ke desa bukanlah sekadar ziarah, melainkan sebuah penelusuran tak terduga ke dalam jantung rahasia masa lalu yang memiliki nama: Kromoleo.