Ketika Cinta Bertasbih (2009) adalah sebuah film drama romantis religi yang diadaptasi dari novel dwilogi best-seller karya Habiburrahman El Shirazy, penulis yang sama dengan Ayat-Ayat Cinta. Disutradarai oleh Chaerul Umam, film ini merupakan bagian pertama dari dua film dan mengisahkan perjalanan hidup dan pencarian jodoh seorang pemuda Indonesia bernama Khairul Azzam (diperankan oleh Kholidi Asadil Alam) yang tengah menempuh studi S1 di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, sambil bekerja keras sebagai pembuat tempe dan bakso untuk membiayai hidupnya serta menghidupi ibu dan adik-adiknya di kampung halaman.
Kisah Ketika Cinta Bertasbih (2009) berfokus pada perjuangan Azzam dalam menyeimbangkan antara tuntutan akademis yang berat, tanggung jawabnya sebagai tulang punggung keluarga, dan usahanya untuk menjaga diri dari godaan serta mempertahankan nilai-nilai keislaman di tengah kehidupan Kairo yang dinamis. Ia adalah sosok pemuda yang cerdas, pekerja keras, santun, dan dihormati oleh teman-temannya sesama mahasiswa Indonesia di Mesir, seperti Furqan (Andi Arsyil Rahman), Ali, dan lainnya. Namun, di tengah kesibukannya, Azzam juga mulai merasakan kebutuhan untuk mencari pendamping hidup sesuai syariat Islam.
Pencarian jodoh Azzam dalam Ketika Cinta Bertasbih (2009) menjadi salah satu alur cerita utama. Beberapa kandidat perempuan mulai muncul dalam kehidupannya. Ada Eliana (Alice Norin), putri seorang Dubes RI yang cantik dan modern namun memiliki pandangan hidup berbeda. Kemudian Anna Althafunnisa (Oki Setiana Dewi), seorang mahasiswi Sastra Arab yang cerdas, salehah, dan berasal dari keluarga terpandang di Indonesia, yang diam-diam dikagumi oleh Azzam dan juga sahabatnya, Furqan. Film ini dengan halus menggambarkan proses ta’aruf (perkenalan) dalam Islam, dilema memilih pasangan, serta pentingnya istikharah (meminta petunjuk Allah) dalam mengambil keputusan besar. Ketika Cinta Bertasbih (2009) tidak hanya menyajikan kisah cinta yang santun, tetapi juga inspirasi tentang perjuangan meraih ilmu, kerja keras, dan keteguhan iman.