Film semi filipina dengan judul Kasalo mengisahkan pertemuan tak terduga antara dua orang asing yang sama-sama terjebak dalam kehidupan pernikahan yang hambar. Mereka bertemu melalui sebuah aplikasi berbagi tumpangan, sebuah momen sederhana yang ternyata membuka pintu ke dalam kompleksitas hubungan manusia.
Di dalam mobil yang melaju, percakapan ringan perlahan berubah menjadi curahan hati yang jujur. Kedua karakter utama, yang menjalani hari-hari dengan beban masalah rumah tangga masing-masing, menemukan bahwa mereka tidak sendirian dalam kesepian dan kekecewaan. Ada koneksi instan yang terasa aman, sebuah ruang di mana mereka bisa jujur tentang penderitaan yang tersembunyi di balik senyum palsu dan rutinitas pernikahan.
Kisah dalam film semi filipina ini kemudian mengambil giliran yang lebih intim. Kenyamanan emosional yang mereka temukan dengan cepat berkembang menjadi ketertarikan fisik yang kuat. Hasrat yang selama ini terpendam karena frustrasi dalam pernikahan mereka menemukan saluran keluarnya pada diri satu sama lain. Film Kasalo dengan berani menggambarkan bagaimana sentuhan dan keintiman fisik menjadi bentuk pelarian, cara untuk merasa hidup kembali, dan menemukan validasi yang tidak mereka dapatkan dari pasangan sah mereka.
Seperti banyak judul film semi dari Vivamax, Kasalo tidak ragu menampilkan adegan-adegan yang panas dan eksplisit, menjadi cerminan dari gairah gelap dan rahasia yang muncul dari situasi yang pelik. Mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah perselingkuhan, sebuah pengkhianatan, namun daya tarik dan kebutuhan akan koneksi – baik emosional maupun fisik – terasa terlalu kuat untuk dilawan. Film ini menggali tema kesepian dalam pernikahan, godaan, dan konsekuensi dari pencarian kebahagiaan di luar batas yang ada, menyajikan drama dan keintiman yang menjadi ciri khas film semi filipina. Pertemuan awal yang polos melalui aplikasi berbagi tumpangan berubah menjadi hubungan rahasia yang memuaskan hasrat sekaligus mempertaruhkan segalanya.