Film semi filipina dengan judul Kabit. Film ini mengikuti kisah Laura, seorang wanita muda yang memutuskan untuk mengambil peran dalam sebuah pementasan teater sebagai bentuk pemberontakan terhadap ibunya. Bukan sembarang pementasan, naskah yang ia pilih rupanya sangat intens, menyelami tema-tema tabu tentang hubungan terlarang dan konsekuensi emosionalnya – cerminan dari judulnya, Kabit.
Sutradara pementasan ini adalah sosok yang tidak konvensional. Ia mendorong Laura hingga batas maksimal, memaksa aktris mud aitu untuk menggali lapisan terdalam kerentanan dan kemarahan yang selama ini ia pendam. Tujuannya hanya satu: agar emosi mentah itu tumpah ruah di atas panggung. Namun, proses pendalaman peran ini ternyata jauh lebih dari sekadar akting.
Dalam setiap sesi latihan yang intens, batas antara diri Laura yang sebenarnya dan karakter yang ia perankan mulai memudar. Sutradara menggunakan metode yang menantang, membuat Laura berhadapan langsung dengan hasrat dan konflik internal yang mungkin tak pernah ia sadari. Proses ini menjadi eksplorasi yang brutal namun membebaskan, dimana kerentanan Laura terekspos sepenuhnya. Kemarahan yang ia rasakan terhadap ibunya menemukan saluran dalam energi pentasnya, bercampur dengan emosi kompleks dari tokoh Kabit yang ia perankan.
Intensitas latihan ini secara bertahap mengarah pada momen-momen yang penuh gairah dan eksplisit. Sutradara yakin, untuk benar-benar menghidupkan karakter yang begitu rentan dan penuh konflik, Laura harus membiarkan dirinya telanjang, baik secara emosional maupun fisik. Film Kabit menampilkan bagaimana pemberontakan pribadi, proses kreatif yang ekstrim, dan tema hubungan gelap menyatu dalam sebuah alur yang panas dan provokatif, mengungkap sisi tergelap dari hasrat dan pengkhianatan. Ini adalah film semi filipina yang berani menampilkan sisi mentah dari perjuangan emosional.