Film drama kriminal sejarah Chili tahun 2024, “In Her Place” (El lugar de la otra), garapan sutradara berbakat Maite Alberdi, membawa penonton menyelami labirin emosi dan misteri yang kelam. Dibintangi oleh Elisa Zulueta dan Francisca Lewin, film ini bukan sekadar rekonstruksi kejadian kriminal, namun juga sebuah eksplorasi mendalam tentang peran wanita, obsesi, dan kebenaran yang tersembunyi di balik norma-norma masyarakat pada era 1950-an di Chili.
Terinspirasi dari kisah nyata penulis María Carolina Geel, yang menggemparkan Chili pada tahun 1955 karena membunuh kekasihnya di Hotel Crillón, “In Her Place” menawarkan reinterpretasi yang memikat. Film ini berangkat dari buku “The Murderers” karya Alia Trabucco Zerán, namun Alberdi membawa sentuhan personal dan perspektif yang unik dalam mengisahkan kembali tragedi ini.
Kisah berpusat pada María Carolina Geel, seorang penulis terkenal yang tiba-tiba terjerat dalam kasus pembunuhan yang menggemparkan. Ketika ia diadili atas kematian kekasihnya, seorang paralegal bernama Mercedes, yang bekerja untuk hakim dalam persidangan tersebut, tertarik dan terobsesi dengan kasus ini. Mercedes yang awalnya hanya menjalankan tugas profesionalnya, mulai terpikat pada kehidupan Geel. Semakin dalam Mercedes menyelidiki latar belakang dan kehidupan pribadi Geel, semakin ia mempertanyakan keyakinan pribadinya tentang peran wanita dalam masyarakat Chili yang konservatif pada masa itu.
Film ini tidak hanya menyajikan drama ruang sidang yang menegangkan, tetapi juga membawa penonton ke dalam dunia batin Mercedes. Kita diajak merasakan transformasi internalnya saat ia bergulat dengan informasi baru tentang Geel dan refleksi atas posisinya sendiri sebagai wanita di masyarakat. Obsesi Mercedes terhadap kasus Geel menjadi katalisator untuk refleksi yang lebih luas tentang batasan-batasan yang dikenakan pada perempuan dan kompleksitas hubungan manusia. “In Her Place” menjanjikan sebuah perjalanan yang mengusik pikiran, membangkitkan empati, dan mempertanyakan kembali narasi sejarah yang seringkali hanya melihat dari satu sisi. Film ini berhasil menciptakan atmosfer mencekam yang dibangun dari detail periode 1950-an, akting yang kuat, serta narasi yang berlapis dan penuh kejutan.
